Detail Cantuman

Image of PERBANDINGAN NILAI INTRA-ABDOMINAL PRESSURE POSISI SUPINASI, HEAD OF BED ELEVATION 15? DAN 30? PASIEN TERPASANG VENTILASI MEKANIK DI GENERAL INTENSIVE CARE UNIT RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

 

PERBANDINGAN NILAI INTRA-ABDOMINAL PRESSURE POSISI SUPINASI, HEAD OF BED ELEVATION 15? DAN 30? PASIEN TERPASANG VENTILASI MEKANIK DI GENERAL INTENSIVE CARE UNIT RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG


Positive end-expiratory pressure (PEEP) digunakan sebagai standar dalam
manajemen pasien dengan ventilasi mekanik untuk mengimbangi ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001140700160610.73 Kam p/R.22.119Perpustakaan Pusat (REF.119)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    610.73 Kam p/R.22.119
    Penerbit MAGISTER KEPERAWATAN UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xv, 1062 hlm. ; il. ; 29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    610.73 Kam p
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Positive end-expiratory pressure (PEEP) digunakan sebagai standar dalam
    manajemen pasien dengan ventilasi mekanik untuk mengimbangi kecenderungan
    terjadinya kolaps alveolus pada akhir ekspirasi. Pasien dengan penyakit kritis yang
    terpasang ventilasi mekanik menunjukkan nilai intra-abdominal pressure (lAP) yang
    tinggi ketika diberikan PEEP dan harns dilakukan monitoring secara khusus.
    Peningkatan persisten lAP mencapai 12 mmHg atau lebih bisa berpengaruh terhadap
    semua sistem tubuh dan dapat menyebabkan kegagalan multisistem serta kematian.
    Di intensive care unit, hampir semua pasien dengan ventilasi mekanik diberikan
    posisi head of bed (HOB) elevation 30°-45° untuk mengurangi risiko ventiIator­
    associated pneumonia dan refluk gaster. HOB elevation dibatasi ketika pasien
    memiliki IV lines pada femoral dan monitor hemodinamik, tetapi pasien tetap
    diposisikan HOB elevation 15°-30°. lAP biasanya diukur melalui bladder dengan
    memberikan posisi supinasi pada pasien. Posisi supinasi pada pasien dengan ventilasi
    mekanik meningkatkan risiko perkembangan pneumonia aspirasi.

    Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain quasi-experimental dilakukan
    di General Intensive Care Unit (GICU) RSUP Dr. Hasan Sadikin. Penelitian
    dilakukan dengan mengunakan sampel sebanyak 23 orang pasien yang terpasang
    ventilasi mekanik. Pengukuran lAP dilakukan ketika pasien diberikan posisi supinasi,
    setelah itu diberikan posisi HOB elevation 15° dan selanjutnya HOB elevation 30°.
    lnstilasi 25 ml normal salin ke dalam bladder dilakukan pada masing-masing posisi.

    Pada posisi supinasi, rata-rata nilai lAP adalah 11.9 ± 4.2 cmH20. Pada posisi
    HOB elevation 15°, rata-rata nilai lAP adalah 12.6 ± 4.4 CmH20. Pada posisi HOB
    elevation 30°, rata-rata nilai lAP adalah 14.5 ± 5.2 cmH20. Ketika dilakukan analisis
    dengan post hoc pair wise comparisons, perbedaan lAP antara posisi supinasi dan
    HOB elevation 15° secara statistik tidak signifikan (p>0.05), perbedaan lAP antara
    posisi HOB elevation 15° dan HOB elevation 30° secara statistik signifikan (p
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi