Detail Cantuman

Image of PENGELOLAAN HUTAN ULAYAT DENGAN SISTEM ZONASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP DIVERSITAS BURUNG DAN BENTUK PEMANFAATAN BURUNG OLEH MASYARAKAT DI NAGARI SIMANAU KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT

 

PENGELOLAAN HUTAN ULAYAT DENGAN SISTEM ZONASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP DIVERSITAS BURUNG DAN BENTUK PEMANFAATAN BURUNG OLEH MASYARAKAT DI NAGARI SIMANAU KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT


PENGELOLAAN HUTAN ULAYAT DENGAN SISTEM ZONASI
DAN PENGARUHNYA TERHADAP DlVERSITAS BURUNG
DAN BENTUK PEMANFAATAN BURUNG OLEH ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001150700081333.7 End p/R.25.42Perpustakaan Pusat (REF.42)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    333.7 End p/R.25.42
    Penerbit Magister Ilmu Lingkungan : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xii,;200 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    333.7 End p
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • PENGELOLAAN HUTAN ULAYAT DENGAN SISTEM ZONASI
    DAN PENGARUHNYA TERHADAP DlVERSITAS BURUNG
    DAN BENTUK PEMANFAATAN BURUNG OLEH MASYARAKAT
    DI NAGARI SIMANAU KABUPATEN SOLOK SUMA TERA BARA T

    ABSTRAK

    Penelitian ini dilakukan pada kawasan hutan ulayat yang dikelola dengan sistem
    zonasi yang dilakukan oleh masyarakat lokal di Nagari Simanau Kabupaten Solok,
    Sumatera Barat. Hutan dibagi menjadi tiga zona sesuai peruntukannya yaitu: 'hutan
    larangan', 'hutan cadangan', dan 'hutan olahan'. Tujuan penelitian adalah untuk
    mengkaji bentuk implementasi kegiatan pengelolaan hutan yang dilakukan pada masing­
    masing zona, mengkaji komposisi dan struktur vegetasi yang terbentuk serta
    pengaruhnya terhadap keanekaragaman jenis burung yang hidup di dalarnnya. Selain itu
    dikaji juga bentuk pemanfaatan langsung satwa burung oleh masyarakat sebagai bagian
    dari sumberdaya hutan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014.
    Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif untuk menganalisis komposisi jenis
    vegetasi dan satwa burung dan metode kualitatif untuk mengkaji bentuk kegiatan
    pengelolaan hutan serta bentuk pemanfaatan jenis burung yang dilakukan masyarakat.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi pada hutan larangan masih tetap
    terpertahankan kealamiannya dan sangat sedikit aktifitas manusia yang dijumpai.
    Tegakan vegetasi pada hutan cadangan mengalami perubahan akibat aktifitas
    penebangan selektif. Sedangkan hutan olahan mengalami perubahan terbesar akibat
    praktek penebangan pohon dan aktifitas perladangan. Hutan larangan memiliki
    komposisi dan struktur vegetasi yang paling kompleks dengan indeks keanekaragaman
    (H') sebesar 3,69. Kemudian disusul oleh hutan cadangan dengan nilai H' sebesar 3,27.
    Tingkat keanekaragaman vegetasi hutan olahan paling rendah dengan H' = 2,88.
    Keanekaragaman vegetasi berbanding lurus dengan keanekaragaman jenis burung
    dimana hutan larangan juga memiliki indeks keragaman burung tertinggi dengan H' =
    3,75. Hutan cadangan lebih rendah dengan H' sebesar 3,42. Sedangkan hutan olahan
    paling rendah dengan H' sebesar 3,25.

    Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masyarakat Simanau memanfaatkan
    burung untuk berbagai kegunaan yaitu untuk dikonsumsi, dijadikan satwa peliharaan dan
    sebagai komoditas satwa yang diperdagangkan.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi