Detail Cantuman

Image of Varian Genom Mitokondria pada Pasien Katarak dan Diabetes Melitus Tipe 2

 

Varian Genom Mitokondria pada Pasien Katarak dan Diabetes Melitus Tipe 2


ABSTRAK
Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) dan katarak merupakan salah satu gambaran klin is yang dikaitkan dengan penyakit mitokondria. DM ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001100100193540.72 Mak v/R.14.25Perpustakaan Pusat (REF.14.25)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    540.72 Mak v/R.14.25
    Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xxv,;142 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    540.72
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) dan katarak merupakan salah satu gambaran klin is yang dikaitkan dengan penyakit mitokondria. DM tipe 2 dikarakterisasi oleh pewarisan maternal (maternally inherited diabetes; MID) dan penurunan fungsi sekresi insulin pada sel J3 pankreas. Katarak dapat disebabkan oleh cekaman oksidasi di sel epitel lensa mata dan berhubungan dengan penurunan aktivitas renaturasi protein lensa. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa MID dan katarak berkaitan dengan mutasi pada DNA mitokondria (mtDNA), salah sate di antaranya adalah mutasi A3243G dan C12258A rnasing-masing pada gen tRN4" dan tRNAser. Namun demikian, mutasi mtDNA pada MID dan katarak tersebut ditemukan beserta gambaran ldinis lainnya, seperti ketulian, miopati dan ataksia. Oleh karena itu, pada penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan mutasi mtDNA dengan katarak dan MID tanpa adanya tambahan fenotipe lainnya dengan cara menentukan varian genom mitokondria pada pasien katarak dan DM tipe 2. Strategi penelitian yang dilakukan melalui pendekatan genotipe mitokondria berdasarkan pada mutasi yang sudah atau belum dilaporkan. Penelitian ini merupakan analisis observasi tanpa adanya intervensi berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan satu kali dan cara pengambilan sampel dilakukan secara berurutan sesuai dengan kedatangan pasien dan kriteria yang diinginkan. mtDNA diperoleh melalui lisis sel epitel lensa dan urin. Pengujian mutasi A3243G dan C12258A menggunakan metode PCR-amplification of specific allele (PASA). Selanjutnya dilakukan penentuan varian nukleotida genom mtDNA dengan PCR Repli-G dan direct sequencing yang dibagi ke dalam sepuluh fragmen PCR (A-I dan M) dan 29 reaksi sekuensing. Hasil PASA menunjukkan adanya mutasi A3243G pada 20 dad 57 pasien, yaitu 11 dari 19 pasien katarak dan DM tipe 2 (kelompok I), lima dare 16 pasien MID (kelompok II), dan empat dari 22 pasien katarak (kelompok III). Mutasi A3243G merupakan mutasi yang sering ditemukan pada beberapa penyakit mitokondria. Penentuan genom pada tujuh subjek yang membawa mutasi A3243G terdiri atas tiga genom kelompok I, dua genom kelompok II, dan dua genom kelompok III. Analisis homologi terhadap urutan Cambridge menghasilkan 86 varian yang terdiri atas 20 varian yang menyebabkan perubahan asam amino, 38 varian yang tidak menyebabkan perubahan asam amino, dan 28 varian yang terjadi pada gen 12S rRNA dan daerah bukan pengode. Berdasarkan data mitomap, 20 varian yang menyebabkan perubahan asam amino terdiri atas 17 varian yang belum dilaporkan dan 3 varian yang sudah dilaporkan pada fenotipe klinis lainnya. Sebelas mutasi dari 17 varian diduga berkaitan dengan penyakit DM tipe 2 dan katarak setelah dihornologikan dengan 12 genom varian normal. Sebelas mutasi ini didukung oleh delapan mutasi yang tidak menyebabkan perubahan asam amino karena terjadi perubahan kodon yang tidak sesuai dengan antikodon tRNA dan lima mutasi pada gen 12S rRNA dart daerah HVI. Oleh karena itu, basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa katarak dan DM tipe 2 maternal

    iv
    merupakan penyakit mitokondria berdasarkan pada mutasi yang sudah atau belum dilaporkan. Mutasi yang ditemukan ini menyebabkan perubahan asam amino dengan sifat kepolaran, muatan atau ukurannya berbeda sehingga diduga dapat mempengaruhi struktur dan fungsi beberapa subunit kompleks I, cytb dan ATP6, bahkan ada yang menyebabkan perubahan stop kodon menjadi glisin pada subunit NDo. Adapun untuk mutasi yang ditemukan pada gen 12S rRNA belum diketahui secara pasti hubungannya dengan fungsi ribosom. Pengaruh mutasi yang ditemukan ini perlu untuk dipelajari lebih lanjut melalui beberapa pendekatan yaitu studi terhadap struktur dan aktivitas subunit protein respirasi, studi prevalensi dan studi patologi mutasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi data varian sehingga dapat diperoleh pemahaman mengenai hubungan antara mutasi pada rntDNA dengan penyakit katarak dan DM tipe 2 serta pemahaman ini dapat dijadikan landasan untuk penelitian ilmiah lebih lanjut. Atas dasar mutasi yang ditemukan tersebut di Indonesia dapat dikembangkan ke arah metode diagnosis tingkat molekul dan pemilihan tindakan pengobatan yang sesuai.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi