Detail Cantuman

Image of Seroprevalensi Imunoglobulin G anti Herpes Simplex Virus Type 1 dan type 2 pada Wanita Penjaja Seks di Saritem Bandung

 

Seroprevalensi Imunoglobulin G anti Herpes Simplex Virus Type 1 dan type 2 pada Wanita Penjaja Seks di Saritem Bandung


Prevalensi herpes genitalis dilaporkan meningkat pesat di berbagai negara di
dunia selama dua dekade terakhir. Penyakit ini merupakan masalah ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    0100100700010616.95 Fen a/R.13.17Perpustakaan Pusat (REF.13.17)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    616.95 Fen a/R.13.17
    Penerbit magister kedokteran spesialis : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xix,;144 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    616.95
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Prevalensi herpes genitalis dilaporkan meningkat pesat di berbagai negara di
    dunia selama dua dekade terakhir. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan
    masyarakat yang penting karena sebagian besar kasus bersifat asimtomatik,
    morbiditas dan angka rekurensinya yang tinggi, serta menimbulkan dampak
    psikososial bagi penderitanya. Data mengenai prevalensi infeksi herpes simplex virus
    (HSV) di Indonesia masih terbatas. Pemeriksaan serologik bermanfat untuk
    mengetahui prevalensi infeksi HSV pada suatu populasi karena dapat mendeteksi
    penderita asimtomatik. Identifikasi infeksi HSV pada kelompok risiko tinggi sangat
    penting dalam upaya pengendalian penyakit ini, tennasuk mencegah transmisi virus
    secara seksual dan perinatal, serta menurunkan risiko transmisi infeksi human
    immunodeficiency virus (HIV).

    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seroprevalensi imunoglobulin G
    (IgG) anti herpes simplex virus type J (HSV-1) dan anti herpes simplex virus type 2
    (HSV-2) pada wanita penjaja seks (WPS) serta mengetahui karakteristik
    sosiodemografik dan perilaku seksual yang terdapat pada populasi ini.

    Penelitian dilakukan terhadap WPS di Saritem Bandung dari tanggal 19 Juli
    sampai dengan 29 Agustus 2005. Rancangan penelitian yang digunakan adalah survei
    po tong lintang dengan analisis deskriptif. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi
    dipilih secara random sampai didapatkan 98 orang. Penelitian meliputi wawancara
    untuk pengisian kuesioner, pemeriksaan venereologik, dan pemeriksaan laboratorium
    untuk mendeteksi IgG anti HSV-1 dan IgG anti HSV-2 dengan metode enzyme-linked
    immunosorbent assay (ELISA). Pada penelitian ini digunakan Human ELJSA JgG
    antibody test for HSV-J and HSV-2®. Data karakteristik sosiodemografik dan perilaku
    seksual subjek penelitian disajikan secara deskriptif.

    Basil penelitian terhadap 98 WPS menunjukkan seroprevalensi IgG anti
    HSV-l sebesar 97,96% dan seroprevalensi IgG anti HSV-2 sebesar 97,96%. Status
    seropositif IgG anti HSV-1 dan anti HSV-2 dimiliki oleh 96,94% subjek penelitian;
    1,02% subjek memiliki status seropositif IgG anti HSV-1 saja; 1,02% subjek
    memiliki status seropositif IgG anti HSV-2 saja; dan 1,02% subjek memiliki status
    seronegatif terhadap kedua virus tersebut.

    Karakteristik sosiodemografik subjek penelitian adalah sebagai berikut,
    kelompok usia terbanyak antara 20-24 tahun (52,0%), usia termuda 16 tahun, usia
    tertua 31 tahun, dan usia rata-rata 21,1 tahun; latar belakang pendidikan terbanyak
    setingkat SD (63,3%); status marital terbanyakjanda (60,2%); Indramayu merupakan
    daerah asal terbanyak (48,0%); 48,0% subjek penelitian memiliki pendapatan rata­
    rata lebih dari Rp. 100.000,00 sampai Rp. 200.000,00 dalam satu hari.

    Karakteristik perilaku seksual subjek penelitian didapatkan bahwa usia
    termuda saat pertama kali berhubungan seksual adalah 12 tahun; 67,4% subjek
    penelitian pertama kali berhubungan seksual pada usia 12-17 tahun. Menjadi WPS
    merupakan pekerjaan utama semua subjek penelitian dengan alasan utama kesulitan
    ekonomi. Jumlah tamu lebih dari 3 orang dalam satu hari diakui oleh 78,6% subjek

    111

    IV

    penelitian; 91,9% subjek melakukan hubungan seksual secara kelamin-kelarnin dan
    mulut-ke1amin. Penggunaan kondom oleh tamu pada rata-rata 25% hubungan seksual
    diakui 51,0% subjek penelitian dengan alasan utama tamu menolak menggunakan
    kondom.

    Kesimpulan penelitian ini adalah didapatkan angka seroprevalensi IgG anti
    HSV-1 dan IgG anti HSV-2 yang sangat tinggi pada populasi WPS di Saritem
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi