Detail Cantuman

Image of Pengaruh pemberian glutational intra vena sebagai protektor otak terhadap kadar ip3, kalsium intrasel, nekrosis sel, rasio kadar gsh-t/gssg cairan serebrospinal pada beruk model iskemik otak non trauma

 

Pengaruh pemberian glutational intra vena sebagai protektor otak terhadap kadar ip3, kalsium intrasel, nekrosis sel, rasio kadar gsh-t/gssg cairan serebrospinal pada beruk model iskemik otak non trauma


ABSTRAK
Kerusakan otak yang disebabkan oleh cedera iskemik non trauma masili string terjadi sehingga perlu penanganan yang optimal agar tidak ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001110100031611.8 Yar p/R.13.57Perpustakaan Pusat (REF.13.57)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    611.8 Yar p/R.13.57
    Penerbit Program Pascasarjana Ilmu Kedokteran UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xxviii,;212 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    611.8
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Kerusakan otak yang disebabkan oleh cedera iskemik non trauma masili string terjadi sehingga perlu penanganan yang optimal agar tidak terjadi kematian jaringan otak. Sampai saat ini glutation intravena sebagai antioksidan sudah banyak dipakai pada penyakit lain namun sebagai protektor otak belum pernah diberikan, karena belum adanya penelitian yang mendukung secara teoritis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran glutation intravena sebagai protektor otak dengan menilai kadar 1P3, kalsium intrasel, sel nekrosis dan rasio kadar GSH-t/GSSG sebagai parameter proteksi otak.
    Penelitian eksperimental dengan uji klinis non acak dilakukan pada 4 ekor llfacaca Nemesterina yang mendapat perlakuan cedera otak non trauma derajat sedang. Setelah mengikuti ketentuan internasional mengenai kesejahteraan satwa penelitian (Animal Care & Usage) dan mendapat persetujuan dewan komite etik penelitian, hewan coba dibagi atas 2 kelompok. Kelompok yang diberikan glutation intravena 20 mg/kg BB 3 jam setelah cedera iskemik (n=3) sedangkan kelompok kontrol adalah subjek yang tidak mendapatkan glutation intravena setelah cedera iskemik (n=1). Sedasi dengan ketamin 10 mg/kg BB intramuskular untuk pengambilan sampel darah sehari sebelum penelitian. Premedikasi anestesi dengan ketamin 20 mg/ kg BB intramuskular, intubasi difasilitasi dengan lidokain semprot dan pemeliharaan anestesi dengan N20, 02, isofluran 2-4 vol%. Kedua kelompok diukur tekanan arteri rerata, end tidal CO2 dan saturasi pulse oksimetri 02 melalui monitor non invasif. Pengukuran suhu rektal, pengambilan sampel darah arteri femoralis, vena jugularis dan cairan serebrospinal setelah subjek diinduksi anestesi, pengulangan pengukuran dilakukan 3x setiap kelompok. Pengambilan cairan serebrospinal l ml melalui jarum spinal pada ruang subarachnoid di sela tulang lumbal 4-5 sebelum cedera, 3 jam, 24 jam dan 72 jam setelah ceders, untuk melihat rasio kadar GSH-t/GSSG. Manipulasi cedera non trauma dilakukan dengan cara menjerat arteri carotis internal bilateral dengan benang jahit 4.0 seIama 5 menit. Pada 72 jam setelah cedera ke empat objek dilakukan tindakan eutanasea dengan menyuntikkan pentobarbiton sodium intravena bolus pelan. Kemudian objek di otopsi dengan menganribil jaringan otak 0,5x0,5x0,5 cm3 di daerah lobus anterior cerebelum, diperiksa jumlah kadar IP3, kalsium intrasel dan sel nekrosis jaringan Oak. Data dianalisis dengan uji t untuk distribusi data normal, uji Kruskal-Wallis untuk distribusi data tidak normal, serta dilakukan uji repeated measure ANOVA dengan korelasi Pearson, uji Regresi dengan koefisien korelasi Guildfords.
    Hasil penelitian pada kelompok glutation dibanding kelompok kontrol terhadap jumlah kadar 1P3, kalsium intrasel dan sel nekrosis jaringan otak menunjukkan adanya perbedaan yang sangat bermakna (p
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi