Detail Cantuman

Image of Politik Identitas Etnis Dayak Pada Pilkada Gubernur Kalimantan Barat Tahun 2007

 

Politik Identitas Etnis Dayak Pada Pilkada Gubernur Kalimantan Barat Tahun 2007


Masalah penelitian ini 'adalah untuk menemukan faktor-faktor penyebab
munculnya politik identitas etnis Dayak dalam masyarakat multikultur di ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001110100221323.3 Buc p/R.17.266Perpustakaan Pusat (REF.17.266)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    323.3 Buc p/R.17.266
    Penerbit Pascasarjana Program Doktor Ilmu Politik UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiii,;248 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    323.3 Buc p
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Masalah penelitian ini 'adalah untuk menemukan faktor-faktor penyebab
    munculnya politik identitas etnis Dayak dalam masyarakat multikultur di
    Kalimantan Barat melalui proses demokrasi dalam Pilkada Gubemur Kalimantan
    Barat Tahun 2007.

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
    kuaJitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara
    mendalam, studi literatur terhadap buku maupunjurnal yang relevan serta laporan
    dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pusat Statistik (BPS) dan
    Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

    Melalui penelitian ini dirumuskan konsep bahwa marginalisasi dan
    diskriminasi yang dialami sebuah etnis dalam kurun waktu yang sangat lama
    membuat ikatan emosional etnis semakin erat dan kuat, karena adanya common
    cause, common goal, and common interest dan akhimya memunculkan politik
    identitas, yang merupakan aliran politik dengan melibatkan seseorang atau
    kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan karakteristik, seperti agama, etnis
    dan budaya. Konsep tersebut sejalan dengan simpulan dan temuan penelitian ini,
    yaitu: (1) marjinalisasi dan diskriminasi etnis Dayak di Kalimantan Barat telah
    menyebabkan ikatan emosional etnis Dayak semakin erat dan kuat, sehingga
    memunculkan politik identitas etnis Dayak dan membuat lebih mudah
    dikonsolidasikan untuk memilih tokoh dari enis Dayak sebagai Gubernur; (2)
    demokrasi dan desentralisasi pada era reformasi merupakan peluang bagi etnis
    Dayak untuk berkompetisi dengan mencalonkan tokoh dari etnis Dayak sebagai
    calon Gubernur; (3) kemenangan tokoh dari etnis Dayak sebagai Gubemur Pada
    Pilkada Gubemur Kalimantan Barat Tahun 2007 telah menggugurkan mindset
    yang dibentuk oleh Kolonial Belanda bahwa Dayak Ulun atau kuli dan oleh Orde
    Barn bahwa Dayak pemalas serta tidak produktif, sekaligus kemenangan ini telah
    menyelamatkan dan mengangkat harkat dan martabat etnis Dayak yang selama ini
    kurang diperhatikan; (4) kenyataan bahwa lembaga politik resmi atau partai
    politik tidak selamanya mampu menjadi arena perpolitikan yang handal untuk
    dapat memenangkan kandidat dalam sebuah kompetisi seperti Pilkada; (5) Teori
    Ware (1996) yang mengatakan bahwa partai politik yang representatifmerupakan
    wadah dan alat untuk proses konsolidasi, komunikasi dan kompetisi dalam
    pemilihan umum, dapat digugurkan oleh munculnya politik identitas yang
    memenangkan tokoh etnis Dayak pada Pilkada Gubemur Kalimantan Barat tahun
    2007. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa partai poiltik pada kenyataanya
    tidak selamanya dan bukan satu-satunya yang dapat diandalkan sebagai wadah
    atau alat pemenangan Pemilihan Umum. Karena dalam hal ini munculnya politik
    identitas telah berhasil mengkonsolidasikan etnis dayak secara emosial untuk
    memenangkan tokoh dayak dalam kontestasi politik.

  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi