Detail Cantuman

Image of Pengaruh pemberian ACTH4-7Pro8 -Gly9-Pro10 mehfpgp intranasal dengan waktu yang berbeda terhadap faktor perdarahan dan proteksi otak pada tikus model cedera otak traumatik

 

Pengaruh pemberian ACTH4-7Pro8 -Gly9-Pro10 mehfpgp intranasal dengan waktu yang berbeda terhadap faktor perdarahan dan proteksi otak pada tikus model cedera otak traumatik


ABSTRAK
Mortalitas dan morbiditas Cedera otak traumatik (COT) masih tinggi, baik di negara berkembang maupun di negara maju, namun belum ada ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001100100144614.598 Uma p/R.13.68Perpustakaan Pusat (REF.13.68)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    614.598 Uma p/13.68
    Penerbit Program Pascasarjana Ilmu Kedokteran UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xxx,;198 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    614.598
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Mortalitas dan morbiditas Cedera otak traumatik (COT) masih tinggi, baik di negara berkembang maupun di negara maju, namun belum ada proteksi otak secara farmakologik yang memuaskan. ACTH4.7 ProR-Gly9-Pro1° (MEHFPGP) merupakan obat proteksi otak bekerja multipotensial dan telah dipakai pada stroke iskemik tapi belum dipakai pada COT maupun pada stroke hemoragik, karena diduga mempunyai efek trombolitik dan fibrinolitik. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh pemberian MEHFPGP intranasal terhadap Tissue Plasminogen Activator (tPA), Plasminogen (faktor perdarahan), High Mobility Group Box] (HMGBI) dan Interleukin (IL)-6 untuk melihat efek proteksi otak pada tikus wistar jantan yang mengalami COT.
    Penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dilakukan pada 30 tikus wistar jantan. Dilakukan perlakuan cedera kepala buatan dengan cara direct brain deforrnitas, yang sebelumnya dilakukan kraniektomi secara aseptik. Hewan coba dibagi atas 5 kelompok, tiap kelompok terdiri 6 ekor, kelompok A mendapat MEHFPGP 300 mg/intranasal I jam pasta-COT, kelompok B 3 jam pasca-COT, kelompok C 6 jam pasta-COT, kelompok D klompok trauma tanpa pemberian MEHFPGP (kontrol positif), kelompok E kelompok normal (kontrol negatif). Diberikan MEHFPGP/intranasal selama tiga hari berturut-turut, dilakukan monitor temperatur tubuh, Saturasi oksigen (Sp02), laju nafas, laju jantung, selama perlakuan. Pada hari keempat tikus wistar dilakukan dekapitasi dan otaknya diambil, diperiksa secara ELISA untuk melihat kadar tPA, plasminogen, HMGBI dan IL-6, juga dilakukan pemeriksaan immunositokimia untuk melihat HMGBI dan pemeriksaan histopatologi melihat sel nekrosis di jaringan otak.
    Hasil analisis data menunjukan kadar plasminogen, HMGBI lebih rendah pada 1 jam, 3 jam, 6 jam pasca-COT dibandingkan dengan kontrol positif (p < 0,05), sedangkan tPA, IL-6 lebih rendah pada 1 jam dan 3 jam pasca-COT (p < 0,05), dan 6 jam pasca-COT tidak bermakna (p > 0,05) dibandingkan dengan kontrol positif Uji korelasi antara HMGBI dengan tPA, HMGBI dengan Plasminogen, HMGBI dengan IL-6, menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat (r > 0,86), dengan (p < 0,001), artinya makin tinggi kadar HMGBI, makin meningkat kadar tPA, plasminogen dan IL-6 di jaringan otak dan sebaliknya.
    Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa MEHFPGP mempunyai peran sebagai protektor otak dengan menurunkan HMGBI dan IL-6, dan tidak menyebabkan perdarahan bila diberikan kurang dari 6 jam pasca-COT. Makin awal pemberian MEHFPGP, makin rendah kadar EPA, plasminogen, HMGBI dan IL-6.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi