Pemanfaatan cairan rumen sapi dalam fermentasi kulit umbi singkong sebagai bahan pakan ikan gurame (Osphronemus goramy lac. )
Kulit umbi singkong merupakan limbah yang dapat mencemari linglrungan
bila tidak ditangani dengan baik. Potensi pemanfaatan limbah salah ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 01001120100207 639 And p/R.15.75 Perpustakaan Pusat (REF.15.75) Tersedia -
Perpustakaan Judul Seri -No. Panggil 639 And p/R.15.75Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung., 2012 Deskripsi Fisik xxi,;291 hlm,;29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 639 And pTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab Andriani, Yuli -
Kulit umbi singkong merupakan limbah yang dapat mencemari linglrungan
bila tidak ditangani dengan baik. Potensi pemanfaatan limbah salah satunya
dimanfaatkan sebagai sumber bahan pakan ikan alternatif yang ekonomis karena
kulit singkong merupakan limbah yang murah, mudah diperoleh dan merupakan
memiliki kandungan pati sebagai sumber karbohidrat. Upaya peningkatan
kualitas nilai gizi bahan pakan, terutama yang berkaitan dengan serat kasar yang
tinggi dan terdapatnya zat antinutrisi seperti asam sianida (HeN) dalam kulit
singkong dapat dilakukan dengan melakukanproses degradasi menggunakan agen
biologis (biodegradasi). Agen biologis yang mampu bersifat selulolitik dan
sekaligus mampu meningkatkan kualitas nilai gizi bahan pakan salah satunya
adalah mikroorganisme dalam cairan rumen sapi. Produk terbaik dari proses
biodegradasi kulit umbi singkong dapat terukur pengaruhnya terhadap performa
ikan gurame melalui pengujian biologis. Penelitian telah dilaksanakan di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(MIP A) dan Hatchery Laboratorium Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian terdiri atas 3 tahap percobaan yaitu:
1) Isolasi, seleksi dan identifikasi mikroorganisme selulolitik (bakteri dan kapang)
asal cairan rumen sapi, 2) Biodegradasi kulit umbi singkong secara fermentasi dan
hidrolisis menggunakan isolat bakteri, kapang dan konsorsiurnnya, cairan rumen
sapi, dan enzim ekstrak kasar cairan rumen sapi pada berbagai dosis, dan 3) Uji
biologis, bertujuan untuk mengetahui jumlah penggunaan produk biodegradasi
yang memberikan respon terbaik pada performa ikan gurame. Penelitian
dilakukan dengan metode eksperimental di laboratorium. Penelitian tahap I
dilakukan menggunakan metode pengenceran berseri dan cawan, tuang,
selanjutnya data dianalisis secara deskriptif.
Penelitian tahap ll, pada tahap fermentasi menggunakan metode
eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, dimana faktor
pertama adalah dosis inokulum dan faktor kedua adalah jenis mikroba. Tahap
hidrolisis menggunakan RAL, terdiri atas 5 perlakuan, yaitu jumlah penambahan
cairan rumen sapi dan enzim ekstrak kasar sebanyak 0%, 25%, 50%, 75% dan
100% persen, masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Penelitian
tahap III dilakukan dengan menggunakan RAL, terdiri atas 5 (lima) perlakuan
penambahan produk biodegradasi sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20 % dalam
pakan, masing-masing diulang tiga kali. Data dianalisis menggunakan ANOV A
dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan bila terdapat pengaruh dari
perlakuan.
Hasil penelitian diperoleh bahwa mikroba cairan rumen sapi aerob yang
memiliki kemampuan selulolitik tertinggi adalah Bacillus megaterium, Bacillus
mycoides, Penicillium nalviogense, dan Aspergillus tamarii. Produk biodegradasi
terbaik didapatkan dari fermentasi menggunakan konsorsium bakteri-kapang (B.
megaterium, B. mycoides dan A. tamarii) pada dosis 5% selama 7 hari, dimana
terjadi penurunan serat kasar sebesar 53,07% (6,12%), penurunan HeN sebesar
98,15% (4,9 mg/kg), dan peningkatan protein kasar sebesar 135% (10,91%).
Hidrolisis menggunakan enzim ekstrak kasar cairan rumen sapi dosis 100%
mampu menurunkan serat kasar dan HeN, serta meningkatkan protein kulit umbi -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.