Detail Cantuman

Image of Babad Galuh Imbanagara Kajian Tentang Penerapan Unsur-unsur Pemberdayaan dan Hubungan Manusia WI Masa Pemerintahan Bupati Galuh Abad ke -19, Disertasi edisi Teks

 

Babad Galuh Imbanagara Kajian Tentang Penerapan Unsur-unsur Pemberdayaan dan Hubungan Manusia WI Masa Pemerintahan Bupati Galuh Abad ke -19, Disertasi edisi Teks


Disertasi berjudul "Babad Galuh Imbanagara (BOI), Kajian Tentang Penerapan Unsur­
unsur Pemberdayaan dan Hubungan Manusiawi Masa ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001100100247321 Ken b/R.17.265Perpustakaan Pusat (REF.17.265)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    321 Ken b/R.17.265
    Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiii,;375 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    321 Ken b
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Disertasi berjudul "Babad Galuh Imbanagara (BOI), Kajian Tentang Penerapan Unsur­
    unsur Pemberdayaan dan Hubungan Manusiawi Masa Pemerintahan Bupati Galuh Abad
    Ke-19, Disertai Edisi Teks", ini membahas naskah yang ditulis oleh Wiraadikoesoema,
    seorang saksi sejarah yang dianggap mengetahui secara langsung tentang keadaan
    Kabupaten Galuh (sekarang Ciamis) di bawah pemerintahan Bupati Galuh bemama Raden
    Adipati Aria Kusumadiningrat.

    Naskah Babad Galuh Imbanagara yang diperkirakan ditulis pada pertengahan abad ke-
    19 ini ditulis tangan dalam bahasa Sunda dengan huruf Latin. Isi naskah menceritakan
    tentang rangkaian peristiwa yang terjadi di kabupaten 9al~h yang dimulai dari keadaan
    nagara Galuh sebelum pindah ke Bojonggaluh, cerita tentang Ratu Galuh, Raja Bondan,
    Ciung Wanara, Bupati Imbanagara, dan Adipati Panaekan, terjadinya Bedah Ciancang,
    serta cerita tentang Raden Adipati Aria Koesoemadiningrat (Kanjeng Prabu atau Kanjeng
    Dalem).

    Penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan, yaitufilologi, sastra,
    pembcrdayaan, dan hubungan manusiawi. Kajian filologi mengungkapkan bahwa dalam
    sebuah naskah lama dapat memunculkan s~asi yang s3ng~ berraanfa?t untuk
    diterapkan pada pelaksanaan pemerintahan saat ini sena dapat dipedomani oleh generasi
    berikutnya. Kajian sastra ditujukan untuk mengetahui struktur teks dan adanya hubungan
    antara bagian-bagian yang dibuat dalam delapan episode yang terdapat dalam naskah
    tersebut. Selanjutnya, penelitian tentang pemberdayaan dan hubungan manusiawi dikaji
    dari 84 halaman terakhir teks BO!. Pemberdayaan dan hubungan manusiawi tersebut
    dilakukan oleh bupati Galuh Raden Adipati Aria Koesoemadiningrat dalam membangun
    berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakatnya pada saat itu.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode edisi naskah tunggal
    dengan edisi standar. Selanjutnya metode penelitian ini mengikuti tahapan kritik teks,
    karena kritik teks merupakan metode filologi. Kemunculan kritik teks sebagai akibat
    adanya proses menyalin yang tidak bisa tidak terjadinya penyimpangan dari teks aslinya.
    Kajian filologis diawali dengan meneliti dan menelaah enam buah naskah lain yang
    semuanya menceritakan tentang Galuh. Lima naskah berbentuk puisi, dan naskah yang
    dijadikan objek penelitian berbentuk prosa (paparan).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOI merupakan sebuah karya sastra yang
    memunculkan adanya penerapan unsur-unsur pemberdayaan dan hubungan manusiawi
    yang dilakukan oleh seorang bupati yang dinilai memiliki kecerdasan dalam mewujudkan
    program-program pemberdayaan yang sangat dibutuhkan masyarakat Galuh saat itu, dan
    program-program tersebut masih relevan untuk diterapkan saat ini. Bila dibandingkan
    dengan program pemberdayaan yang dilakukan oleh seorang kepala pemerintahan di
    tingkat kabupaten saat ini, khususnya program pemberdayaan dalam bentuk fisik, bupati
    Galuh Raden Adipati Aria Koesoemadiningrat salah satunya dinilai baik.

    Program-program pemberdayaan yang telah dilakukan oleh bupati Galuh tersebut dapat
    dijadikan model pemberdayaan yang dilakukan oleh kepala pemerintahan yang memiliki
    jabatan serupa. Meskipun apa yang dilakukan oleh Raden Adipati Aria Koesoemadiningrat
    salah satunya yang dinilai baik bila dibandingkan dengan program-program yang
    dilakukan oleh bupati saat ini, namun esensinya tetap sama yaitu membangun masyarakat
    untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program pemberdayaan yang bertujuan untuk
    meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi