Detail Cantuman

Image of Metode Tumpang Padu Otot Bibir Lingkar Atas Dan tengah pada keberhasilan kesimetrisan atnatomi hidung dan bibir atas pasca labioplasti  unilateral

 

Metode Tumpang Padu Otot Bibir Lingkar Atas Dan tengah pada keberhasilan kesimetrisan atnatomi hidung dan bibir atas pasca labioplasti unilateral


ABSTRAK
Ketidak jelasan dan ketidak pastian mengenai faktor penyebab dan mekanisme proses terbentuknya sisa deformitas belum dapat dijelaskan ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001120100160617.6 Suj M/R.13.96Perpustakaan Pusat (REF.13.96)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    617.6 Suj M/R.13.96
    Penerbit Program Pendidikan Dokter Spesialis : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xvii,;167 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    617.6
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Ketidak jelasan dan ketidak pastian mengenai faktor penyebab dan mekanisme proses terbentuknya sisa deformitas belum dapat dijelaskan dengan balk. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa metode labiorhinoplasti primer yang dipraktikkan selama ini masih menyisakan sisa deform itas hidung dan bibir, sehingga dibutuhkan tindakan rhinoplasti sekunder. Tumpang-padu otot bibir lingkar atas dan tengah dalam penelitian ini merupakan pengembangan berbagai temuan penelitian, dan kajian-kajian relevan lainnya yang dapat memperbaiki kesimetrisan anatomi hidung dan bibir atas pascalabioplasti unilateral. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ukuran antropometri nasolabial sebelum dan sesudah labioplasti unilateral melalui tumpang-padu otot bibir lingkar atas dan tengah dan membandingkan ukuran kesimetrisan nasolabial hasil bedah dengan ukuran bayi normal. Penelitian dilakukan di R,S. dr Hasan Sadikin dan rumah sakit jejaring. Ukuran sampel minimal adalah 10 pasien (pada taraf kepercayaan 95% dan power test 95%). Peneliti menetapkan variabel tumpang padu otot bibir lingkar atas dan tengah sebagai variabel independen, dan nasolabial antropometri terdiri atas 10 variabel dependen.
    Metode penelitian berupa quasi experimental melalui nonrandommized control group time series. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan waktu masuk rumah sakit (consecutive admission to the hospital) pada subjek penelitian pasien celah bibir dan langit unilateral komplit nonsindroma, berusia < 6 bulan. Mistar dan jangka standar dipakai sebagai instrumen untuk mengukur titik antropometri prabedah dan pascabedah selama kurun waktu tiga bulan operasi atau sampai usia 9-10 bulan.
    Hasil analisis statistik diambil dari 10 variabel nasolabial dalam kurun waktu pemeriksaan pascabedah tiga bulan. Secara garis besar, uji hipotesis terhadap delapan variabel memperlihatkan adanya kesimetrisan secara bermakna (pada taraf kepercayaan 95%) dengan bayi normal, sedangkan dua variabel lainnya yaitu puncak hidung dan titik tengah kolumela memperlihatkan deformitas. Namun demikian kedua variabel ini sejajar dengan garis tengah wajah. Secara khusus, pada usia 9-10 bulan, berdasarkan jenis kelamin, laki-laki memperlihatkan kesimetrisan dengan bayi normal, kecuali titik ujung hidung dan tengah kolumela pada posisi tegak lurus. Pada perempuan kesepuluh variabel simetris terhadap bayi normal.
    Penelitian menyimpulkan bahwa penerapan metoda tumpang-padu otot bibir lingkar atas dan tengah dapat memperbaiki kesimetrisan anatomi hidung dan bibir atas pascalabioplasti unilateral.
    Katakunci: tumpang-padu otot bibir lingkar atas dan tengah, labioplasti unilateral, sisa deformitas, kesimetrisan.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi