Rancangan terapimusik angklung untuk menurunkan penghayatan perasaan kesepian (loneliness) lansia
Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan bentuk terapi
musik dengan menggunakan alat musik angklung dalam mengatasi ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 01001100700006 615.851 54 Dew r/R.19.144 Perpustakaan Pusat (REF.19.244) Tersedia -
Perpustakaan Judul Seri -No. Panggil 615.851 54 Dew r/R.19.144Penerbit Magister Psikologi : Bandung., 2010 Deskripsi Fisik xix, 167 hlm. ; il. ; 29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 615.851 54 Dew rTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab Dewi, Arisanti Chandra -
Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan bentuk terapi
musik dengan menggunakan alat musik angklung dalam mengatasi permasalahan
psikologis khususnya masalah kesepian (loneliness) pada lansia yang tinggal di tiga
panti werdha kotamadya Bandung.
Masa lansia adalah puncak dari siklus manusia yang ciri-cirinya cenderung
mengalami penurunan dan kesengsaraan, baik secara fisiologis, psikologis, dan
sosial. Lansia adalah kelompok yang paling rentan terhadap permasalahan kesepian
(loneliness), hal ini disebabkan karena kehilangan pasangan, berpisah dengan anak
anak yang semakin dewasa, kehilangan relasi atau teman sebaya, terlebih lagi bagi
mereka yang dititipkan di panti werdha. Pada dasamya terdapat beberapa cara untuk
mengurangi penghayatan perasaan kesepian (loneliness), antara lain dengan aktif
mengikuti kegiatan sosial dan mendengarkan musik. Musik sudah banyak diteliti dan
memiliki pengaruh terhadap fungsi fisiologis dan psikologis. Musik sudah diakui
dapat menjadi media dalam sebuah terapi, yang kemudian berkembang menjadi terapi
musik. Terapi musik dimulai dari kegiatan mendengarkan, bermain, kemudian
membuat dan mengaransemen sebuah musik atau lagu. Dalam penelitian ini hanya
sampai pada tahap bermain alat musik. Alat musik yang sering digunakan dalam
terapi musik adalah alat-alat musik moderen, sedangkan alat musik tradisional seperti
angklung seringkali terabaikan keberadaannya. Angklung sendiri memiliki timbre
yang khas yaitu ringan, selain itu secara filosofi dan perkembangannya mengandung
makna dan unsur utama kegembiraan dan kebersamaan. Para lansia yang menghayati
perasaan kesepian (loneliness) membutuhkan suasana yang dapat membangkitkan
mood dan penuh kebersamaan sehingga mereka tidak mengalami perasaan sedih
terabaikan, terasing sehingga menjadi kesepian.
Penelitian ini merupakan true experimental yaitu adanya perlakuan (treatment) yang
sengaja diberikan untuk melihat pengaruhnya, dengan mengontrol secara ketat
extraneous variable. Rancangan yang digunakan yaitu Before After two group design.
Uji statistik yang digunakan adalah uji beda Mann Whitney dan uji beda Wilcoxon.
Subjek penelitian adalah para lansia yang mengalami penghayatan perasaan kesepian
(loneliness) yang tinggi, dimana telah dijaring me1alui UCLA Loneliness scale v.3
dari Dannie1 Russell (1996).
Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan antara taraf loneliness kelompok
eksperimen (EG) sebelum dengan sesudah diberikan treatment (dengan taraf
signifikansi 95 %). Kondisi ini memperlihatkan bahwa terapi musik angklung dengan
memainkan alat musik angklung secara berkelompok dapat membuat suasana hati
(mood) dan kemampuan berinteraksi para subjek penelitian meningkat sehingga
menurunkan penghayatan perasaan kesepian (loneliness) karena pada alat musik
angklung terdapat unsur kenyamanan, kesenangan, kebersamaan dan rekreatif saat
memainkannya. Diakhir penelitian ada beberapa saran yang diajukan. -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.