Detail Cantuman

Image of Analisis water footprint produksi beras organik di kab. tasikmalaya (studi kasus di desa salebu dan desa mangunreja, kec. mangunreja

 

Analisis water footprint produksi beras organik di kab. tasikmalaya (studi kasus di desa salebu dan desa mangunreja, kec. mangunreja


Peningkatan kesadaran masyarakat dunia untuk mengonsumsi beras organik
membuka kesempatan petani untuk melakukan ekspor dan menarnbah ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001100700111664.725 Pra a/R.25.347Perpustakaan Pusat (REF.347)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    664.725 Pra a/R.25.347
    Penerbit Magister Ilmu Lingkungan : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xix,;177 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    664.725 Pra a
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Peningkatan kesadaran masyarakat dunia untuk mengonsumsi beras organik
    membuka kesempatan petani untuk melakukan ekspor dan menarnbah produksi
    beras organik. Kabupaten Tasikmalaya adalah salah satu daerah di Jawa Barat
    yang menjadi sentra produksi beras organik. Pada kenyataannya, produksi beras
    organik mengonsumsi sumber daya alarn dalarn proses produksinya, tennasuk
    sumber daya air yang saat ini menghadapi masalah kelangkaan. Tujuan penelitian
    ini adalah untuk menghitung besaran nilai water footprint produksi beras organik
    di Kabupaten Tasikmalaya (diwakili oleh dua desa: Desa Salebu dan Desa
    Mangunreja) dan untuk mengkaji implikasi produksi beras organik tersebut
    terhadap sumber daya air di kabupaten tersebut. Penelitian ini dilakukan
    menggunakan pendekatan kuantitatif less dominant kualitatif Data dikumpulkan
    melalui wawancara semi-terstruktur dengan infonnan kunci dan observasi
    terhadap proses budidaya dan proses produksi. Berdasarkan hasil penelitian, nilai
    water footprint rata-rata beras organik di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu 822,2
    m3/ton, lebih rendah dibandingkan nilai water footprint beras non-organik di
    kabupaten tersebut yang mencapai 2304,6 m/ton. Oleh karena itu, dapat
    dikatakan bahwa produksi beras organik dapat menghemat konsumsi sumber daya
    air. Penghematan ini akan berdarnpak positif pada pendayagunaan sumber daya
    air yang menjadi lebih optimal dan pengurangan potensi munculnya konflik
    pemanfaatan sumber daya air dalarn sektor pertanian di Kabupaten Tasikmalaya
    sehingga dapat tercapai penggunaan sumber daya air yang berkelanjutan.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi