Detail Cantuman

Image of Pengelolaan hutan rakyat : sertifikasi dan non sertifikasi (studi kasusu di kab. prov. jawa tengah)

 

Pengelolaan hutan rakyat : sertifikasi dan non sertifikasi (studi kasusu di kab. prov. jawa tengah)


PENGELOLAAN HUT AN RAKY AT : SERTIFIKASI DAN
NON SERTIFlKASI

(Studi Kasus di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah)

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001110700297634.9 Wah p/R.25.329Perpustakaan Pusat (REF.329)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    634.9 Wah p/R.25.329
    Penerbit Magister Ilmu Lingkungan : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiv,;172 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    634.9 Wah p
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • PENGELOLAAN HUT AN RAKY AT : SERTIFIKASI DAN
    NON SERTIFlKASI

    (Studi Kasus di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah)

    ABSTRAK

    Sertifikasi hutan hadir sebagai suatu alat pasar untuk mendorong
    pengelolaan hutan lestari. Namun demikian, perkembangan sertifikasi hutan
    rakyat dirasakan masih sangat lambat. Penelitian ini berupaya untuk mengkaji
    proses pengelolaan hutan rakyat sertifikasi dan hutan rakyat non sertifikasi serta
    mengkaji apa yang membuat petani tertarik mengikuti program sertifikasi dan
    mengapa ada petani yang tidak tertarik mengikutinya,

    Penelitian ini bersifat explanatory dengan memadu metode kualitatif dan
    kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui proses pengelolaan
    hutan rakyat sertifikasi dan non sertifikasi. Metode kuantitatif digunakan untuk
    menggali data terkait alasan mereka tertarik mengikuti atau tidak mengikuti
    sertifikasi hutan rakyat. Data kualitatif diambil dengan cara mewawancarai
    informan-informan yang dipilih secara purposive sampling. Data kuantitatif
    diambil dengan memberi kuesioner terhadap anggota kelompok tani
    menggunakan metode proportionate random sampling.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan hutan rakyat sertifikasi
    dilakukan pada level koperasi dan kelompok tani. Pada tahapan pelaksanaan yang
    meliputi penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran hasil hutan
    terutama kayu secara jelas dilakukan secara kolektif melalui koperasi. Pada hutan
    rakyat non sertifikasi tidak terdapat upaya pengaturan pemanenan dan pemasaran
    hasil hutan secara kolektif. Petani hutan rakyat sertifikasi tertarik mengikuti
    sertifikasi terutama didorong oleh harapan akan harga jual kayu yang lebih tinggi
    dari pasar lokal, meningkatkan akses pemasaran, peran TFT yang gencar
    mensosialisasikan, harapan pelatihan administrasi dan harapan bantuan keuangan.
    Petani di hutan rakyat non sertifikasi tidak tertarik mengikuti sertifikasi hutan
    rakyat disebabkan oleh kesulitan mendapatkan informasi mengenai sertifikasi
    hutan rakyat serta petani tidak paham akan sertifikasi. Petani di KTH Ngudi
    Makaryo, mengalami traumajika kegiatan tidak berasal dari pemerintah, sehingga
    mereka sangat hati-hati dalam menyikapi sertifikasi. Terkait dengan indikator
    kelestarian, terdapat perbedaan pada cara penebangan dan pengaturan hasil antara
    antara hutan rakyat sertifikasi dan non sertifikasi.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi