Detail Cantuman

Image of Analisis ruang terbuka hijau taman kota dalam hubungannya dengan kondisikualitas udara di taman kota

 

Analisis ruang terbuka hijau taman kota dalam hubungannya dengan kondisikualitas udara di taman kota


Tutupan vegetasi alami berupa hutan berfungsi sebagai penyerap berbagai bahan
atau senyawa kimia yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Di ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001090700004333.714 Yul a/R.25.167Perpustakaan Pusat (REF.167)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    333.714 Yul a/R.25.167
    Penerbit Magister Ilmu Lingkungan : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xii,;155 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    333.714 Yul a
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Tutupan vegetasi alami berupa hutan berfungsi sebagai penyerap berbagai bahan
    atau senyawa kimia yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Di lingkungan
    perkotaan, tutupan vegetasi dapat dijumpai berupa RTH taman kota dengan berbagai
    struktumya yang beragam. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis hubungan
    antara RTH taman kota dengan kondisi kualitas udara. Dengan menggunakan metode Belt
    Transect dilakukan pengamatan mengenai bentuk dan struktur taman (luas lahan; jumlah
    pohon; jumlah herba dan semak; keanekaan jenis; strata 1; strata 2; strata 3; dan
    penutupan tajuk) dilakukan pada lirna taman di Kota Bandung yang terdiri dari Taman
    Cilaki (Lansia), Taman Tegallega, Taman Balai Kota (Dewi Sartika), Taman Maluku, dan
    Taman Ganesha. Pengambilan sampe1 kualitas udara (parameter NOx, S02, dan CO)
    hanya dilakukan pada 3 taman yang terdiri dari Taman Cilaki, Taman Tegallega, dan
    Taman Balai Kota, hal tersebut didasarkan kepada kondisi lingkungan sekitar taman,
    sumber pencemar (kepadatan transportasi), dampak gangguan, bentuk dan struktur taman
    agar dapat dilihat kemampuan setiap taman dalam menyerap polutan.

    Hasil pemeriksaan kondisi kualitas udara di lokasi dengan adanya vegetasi dan
    tanpa vegetasi dilakukan dengan cara pengambilan sampel, didapat hasil sebagai berikut,
    untuk Taman Cilaki konsentrasi NOx di dalam taman sebesar 3,3 ug/m' sedangkan di
    jalan raya 268,8 ug/m"; konsentrasi S02 di dalam taman 33,9 ug/m' sedangkan di jalan
    raya 361,5 ug/m'; dan konsentrasi CO di dalam taman sebesar 1274,6 ug/m' sedangkan
    di jalan raya 9324,3 ug/m". Hasil yang didapat untuk Taman Balai Kota konsentrasi NOx
    di dalam taman sebesar 4,4 ug/m' sedangkan di jalan raya 131,8 ug/nr'; konsentrasi S02
    di dalam taman 47,2 ug/m" sedangkan di jalan raya 154,6 ug/nr'; dan konsentrasi CO di
    dalam taman sebesar 2158,0 ug/rrr' sedangkan di jalan raya 7808,0 ug/m". Hasil yang
    didapat untuk Taman Tegallega konsentrasi NOx di dalam taman sebesar 4,5 ug/m"
    sedangkan di jalan raya 127,6 ug/m"; konsentrasi S02 di dalam tarnan 48,1 ug/m"
    sedangkan di jalan raya 277, I ug/m"; dan konsentrasi CO di dalam taman sebesar 2179,8
    ug/rn' sedangkan di jalan raya 6034,8 ug/m". Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
    diantara ketiga taman tersebut, taman yang paling baik dalam menyerap zat pencernar di
    udara adalah Taman Cilaki, hal ini dikarenakan bentuknya yang bergerombol dengan
    strata banyak.

    Dengan menggunakan kore1asi "Rank Spearman" diperoleh hasil bahwa antara
    RTH taman kota dengan kondisi kualitas udara memiliki korelasi yang sangat kuat
    dengan arah yang berlawanan (-1,0). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas
    RTH taman kota, semakin baik pula kondisi kualitas udara.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi