Rancangan program pelatihan untuk meningkatkan social competence pada mahasiswa
Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa mengungkapkan
bahwa terdapat faktor non-kognisi yang dapat mendukung keberhasilan ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 01001110700176 158.9 Pus r/R.19.195 Perpustakaan Pusat (REF.19.195) Tersedia -
Perpustakaan Judul Seri -No. Panggil 158.9 Pus r/R.19.195Penerbit Magister Psikologi : Bandung., 2011 Deskripsi Fisik xv, 152 hlm. ; il. ; 29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 158.9 Pus rTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab Puspita, Endah Fajar -
Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa mengungkapkan
bahwa terdapat faktor non-kognisi yang dapat mendukung keberhasilan akademis.
Salah satu faktor non-kognisi ini adalah kemampuan berelasi. Dalam situasi
akademis, mahasiswa akan menghadapi tuntutan situasi yang berbeda dengan
situasi keluarga atau pertemanan sebaya sehari-hari. Untuk itu siswa perlu
memiliki kemampuan untuk mengarahkan perilaku yang sesuai dengan tuntutan
yang ada. Kemampuan tersebut dikenal dengan istilah social competence, yang
terdiri dari lima aspek yaitu self-awareness, self-management, social awareness,
relationship skills dan responsible decision making.
Berdasarkan pengamatan di program studi Teknik Informatika ITENAS,
didapatkan bahwa sebagian mahasiswa belum menunjukkan perilaku sosial yang
menunjang keberhasilan akademis. Dilakukan sebuah pelatihan untuk
meningkatkan social competence pada mahasiswa, menggunakan pendekatan
experiential learning. Penelitian ini menggunakan metode Single Group Pretest
Posttest Design (Before - After). Pengujian terhadap skor total social competence
sebelurn dan setelah mengikuti pelatihan menggunakan uji beda Paired Sample T
Test. Subjek penelitian sebanyak 20 orang diambil dengan menggunakan metode
simple random sampling terhadap mahasiswa semester 3 yang berusia 19-20
tahun.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan social competence
pada subjek pene1itan setelah mengikuti pelatihan (tingkat kepercayaan 95%).
Aktivitas yang berupa simulasi games merupakan metode yang sesuai untuk
memfasilitasi proses belajar pada subjek pene1itan yang tergolong tahap usia
perkembangan remaja akhir. Dengan mendapatkan pengetahuan baru mengenai
social competence, mahasiswa lebih dapat memilih perilaku yang sesuai dengan
tuntutan situasi akademis.
-
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.