Detail Cantuman

Image of Analisis Pengendalian Persediaan Obat Injeksi Berdasarkan Metode Analisis ABC Dan EOQ Di Instalasi Farmasi

 

Analisis Pengendalian Persediaan Obat Injeksi Berdasarkan Metode Analisis ABC Dan EOQ Di Instalasi Farmasi


Pada IFRS IMC, ditemukan bahwa pasien terlambat diberikan obat atau
hahkan ada yang tidak diberi obat dikarenakan tidak adanya stok obat di ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001150700118658.7 Agr APerpustakaan Pusat (REF.12.318)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    658.7 Agr A/R.12.318
    Penerbit Magister Ekonomi Dan Bisnis : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xv,;97 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    658.7 Agr A
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pada IFRS IMC, ditemukan bahwa pasien terlambat diberikan obat atau
    hahkan ada yang tidak diberi obat dikarenakan tidak adanya stok obat di gudang,
    sehingga pemberian pelayanan kepada pasien tidak optimal. Hal tersebut terjadi
    karena IFRS masih menerapkan sistem pencatatan persediaan secara manual sehingga
    menyebabkan informasi persediaan obat menjadi tidak akurat.

    Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Cara pengambilan data adalah
    dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen dengan jumlah sampel
    126 item obat injeksi. Hasil penelitian analisis ABC menunjukkan bahwa
    pengkalsifikasian obat injeksi berdasarkan pemakaian yaitufast moving sebanyak 18
    item (14.28%), moderate sebanyak 19 item (15.07%), dan slow moving sebanyak 89
    item (70.63%) dari total 126 obat injeksi. Sedangkan pengklasifikasian berdasarkan
    investasi yaitu kelompok A sebanyak 9 item (71.56%), kelompok B sebanyak 15 item
    (19.72%), dan kelompok C sebanyak 102 item (8.72%). Berdasarkan perhitungan
    EOQ, jumlah obat injeksi yang harus dipesan oleh rumah sakit bervariasi yaitu dari
    mulai 10-28 unit obat. Dan berdasarkan perhitungan ROP, rumah sakit harus
    melakukan pemesanan ulang pada titikljumlah yang bervariasi mulai dari 5-17 unit
    oh at.

    Dengan menghitung EOQ maka biaya persediaan akan berkurang jika
    dibandingkan dengan cara pemesanan RS. Dari hasil perhitungan, TIC tanpa EOQ
    untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp. 8.385.195 sedangkan TIC dengan EOQ adalah
    sehesar Rp. 6.777.226. sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp. 1.607.969, yang
    herarti rumah sakit akan lebih hemat dan efektif apabila menggunakan EOQ.

    Pengendalian persediaan di IFRS IMC masih belum dilakukan dengan
    optimal untuk mencapai efektifitas dan efisiensi. Dengan adanya keterbatasan sumber
    daya, maka sebaiknya dilakukan pemberian prioritas dalam pengendalian persedian
    ohat injeksi dengan menggunakan analisis ABC. Metode ini membantu pihak
    manajemen untuk lebih fokus pada obat-obat injeksi yang memiliki nilai lebih tinggi.
    Selain itu, untuk menentukan jumlah obat yang akan dipesan serta waktu pemesanan
    yang tepat diperlukan perhitungan EOQ dan ROP.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi