Detail Cantuman

Image of Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kinerja Program Posbindu Di Desa Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Jawa Barat

 

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kinerja Program Posbindu Di Desa Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Jawa Barat


Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah salah satu program yang
dipergunakan untuk memberikan pelayanan komprehensif menyangkut berbagai

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001150700151610.73 Sup F/R.22.230Perpustakaan Pusat (REF.230)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    610.73 Sup F/R.22.230
    Penerbit MAGISTER KEPERAWATAN UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xvii, 153 hlm. ; il. ; 29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    610.73 Sup F
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah salah satu program yang
    dipergunakan untuk memberikan pelayanan komprehensif menyangkut berbagai
    kebutuhan, baik fisik, psikososial dan spiritual terhadap lansia. Berdasarkan hasil
    studi pendahuluan, pada bulan Desember tahun 2013 di Posbindu Desa
    Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, pelaksanaan Posbindu disana masih berjalan
    dengan kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai
    faktor yang menyebabkan permasalahan pelaksanaan program tersebut dan
    mengeksplorasi pengaruh pelatihan tentang tata cara pelaksanaan penyuluhan
    kesehatan terhadap kader serta melihat hasil pelatihan tersebut terhadap kelompok
    lansia.

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed
    method dengan strategi eksploratoris sekuensial yang dilakukan pada awal
    September 2014 sampai akhir Januari 2015 di 5 Posbindu.

    Hasil penelitian menunjukkan Program Posbindu masih menghadapi
    beberapa masalah, yaitu: 1) pendiriannya belurn didasarkan dari kebutuhan
    masyarakat 2) kurangnya anggaran; 3) kurangnya kuantitas dan kualitas
    pembinaan; 4) kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader; 5) tidak adanya
    insentif untuk kader; 6) sarana prasarana yang kurang memadai; 7) kurang
    maksimalnya pemeriksaan fisik dan emosional; 8) kurangnya kuantitas dan
    kualitas penyuluhan kesehatan; 9) tidak adanya pengobatan sederhana; 10) sistem
    pendokumentasian dan pelaporan yang terlalurumit; 11) tidak terlaksannya senam
    lansia di sebagian besar posbindu; 12) kurang maksimalnya upaya kunjungan
    rumah lansia; 13) rendahnya tingkat kunjungan lansia; 14) kurang maksimalnya
    kontribusi posbindu pada kesehatan lansia; serta 15) kurangnya dukungan
    lingkungan.

    Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan skor rerata pengetahuan
    (70,22±8,30 dan 86,65±5,50; p=O,OOO) dan keterampilan (55,67±14,62 dan
    81,33±12,60; p=O,OOO) sebelum dan sesudah pelatihan kader. Kader yang dilatih
    tersebut dirasakan para lansia mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan
    dan sikap dalam menangani masalah hipertensi di masyarakat.

    Revitalisasi Posbindu merupakan salah satu intervensi untuk mengatasi
    masalah kesehatan akibat perubahan demografi. Kunci utama terletak pada
    peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi