Detail Cantuman

Image of KONFLIK SOSIAL ANTARA PENGEMUDI TRANSPORTASI KONVENSIONAL 
DENGAN TRANSPORTASl ONLINEDI KOTA BANDUNG

Text  

KONFLIK SOSIAL ANTARA PENGEMUDI TRANSPORTASI KONVENSIONAL DENGAN TRANSPORTASl ONLINEDI KOTA BANDUNG


Saat ini, transportasi yang sedang menjadi trend di kalangan masyarakat kota
Bandung adalah transportasi berbasis online yang menggunakan ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    010030008353303.659 824 32 Ard kPerpustakaan Pusat (Reference Kls. 300)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    303.659 824 32 Ard k/R.17.43.2
    Penerbit Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiv, 202 hlm. ; ill. ; 29,5 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    303.659 824 32
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    Reference
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Saat ini, transportasi yang sedang menjadi trend di kalangan masyarakat kota
    Bandung adalah transportasi berbasis online yang menggunakan aplikasi yang
    dinamakan uber dan grab car ataupun go-jek. Aplikasi tersebut cukup untuk
    menarik perhatian pengguna jasa dibandingkan dengan transportasi umum
    lainnya. Kemajuan layanan transportasi berbasis online ternyata memiliki dua sisi.
    Satu sisi menawarkan kemudahan dalam akses yang dituju dan keterjangkauan
    harga. Sisi lain, kehadiran transportasi berbasis online juga rawan memicu konflik
    sosial yang mengarah pada aksi intimidasi hingga pad a aksi kekerasan yang
    menimbulkan korban. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
    mengetahui bagaimana proses konflik dan penyebab konflik di kota Bandung.
    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif
    dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik
    observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian
    menunjukkan bahwa konflik terjadi berawal dari peralihan penggunaan jasa
    transportasi konvensional menjadi transportasi online yang mengakibatkan
    penurunan pendapatan secara signifikan pada supir ojek pangkalan, angkutan kota
    dan supir taksi konvensional. Terdapat dua bentuk konflik yang terjadi diantara
    pengemudi transportasi yaitu konflik realistis dan non realistis. Fungsionalitas
    konflik ditunjukan dengan adanya wadah atau organisasi yang dibuat dalam
    membangun solidaritas diantara pengemudi transportasi baik konvensional
    maupun online yang bertujuan untuk mengatasi konflik yang ada. Sedangkan
    katup penyelamat ditunjukan dengan adanya Pemenhub 32 tahun 2016 serta 26
    tahun 2017. Konflik baru bisa diminimalisir setelah dikeluarkannya Pennenhub
    108 tahun 2017. Penyebab konflik yaitu berupa perebutan sumber ekonomi
    (penumpang) yang bersifat terbatas, kurangnya komunikasi dan koordinasi
    diantara pengemudi transportasi konvensional dan online di kota Bandung,
    keterlambatan pemerintah dalam membuat regulasi yang jelas terhadap aturan
    perizinan jalan transportasi on/ine juga ketidaktegasan pemerintah dalam
    menangani konflik yang terjadi serta tidak adanya tindakan ataupun solusi
    terhadap pennasalahan yang terjadi dari pihak manajement transportasi online.
    Hasil penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut dalam sosiologi konflik
    dengan menggunakan paradigma resolusi konflik yang bertujuan melihat sejauh
    mana konflik yang terjadi diantara pengemudi transportasi dapat teratasi secara
    komprehensif mengingat eskalasi konflik masih bisa terjadi tanpa adanya solusi
    yang bersifat menyeluruh.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi