Detail Cantuman

Image of PEMENUHAN HAK-HAK ANAK PASCA REUNIFIKASI

 

PEMENUHAN HAK-HAK ANAK PASCA REUNIFIKASI


Anak dititipkan di panti asuhan karena orang tua tidak mampu
menyekolahkan mereka. Ketika anak tinggal di panti asuhan, mereka

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    02064Perpustakaan PusatTersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    362 Nur p/R.17.468.1
    Penerbit Pascasarjana Program Doktor Ilmu Politik UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xix,;276 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    362 Nur p
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Anak dititipkan di panti asuhan karena orang tua tidak mampu
    menyekolahkan mereka. Ketika anak tinggal di panti asuhan, mereka
    mendapatkan hak pendidikan,: namun tidak mendapatkan hak perlindungan dan
    hak partisipasi sehingga rentan mendapatkan perlakuan salah dari pengasuh dan
    pengurus panti asuhan. Untuk melindungi anak yang rentan terse but, Save the
    Children melalui Program Pusat Dukungan Anak dan Keluarga (PDAK)
    memulangkan anak yang tinggal di panti asuhan kepada keluarganya ­
    reunifikasi- agar anak mendapatkan pengasuhan berbasis keluarga. Penelitian
    terdahulu menunjukkan bahwa anak yang di reunifikasi masuk kembali ke panti
    asuhan jika orang tua masih tidak mampu secara ekonomi untuk memenuhi hak­
    hak anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keadaan pemenuhan hak anak
    dan menginvestigasi keberadaan anak setelah di reunifikasi. Rights Based
    Approach digunakan untuk melihat peran pemerintah sebagai duty-holder untuk
    melindungi pemenuhan hak warganya.

    Penelitian dilakukan secara sekuensial dengan pendekatan kuantitatif dan
    kualitatif. Data diperoleh dari anak-anak serta orang-orang yang terlibat langsung
    dengan proses reunifikasi dan pengasuhan anak. Fokus penelitian ini adalah
    pemenuhan hak untuk bertahan hidup dan berkembang; hak untuk mendapatkan
    perlindungan serta hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
    berkaitan dengan kehidupan mereka.

    Hasil penelitian menemukan bahwa setelah di reunifikasi, ada anak remaja
    yang tidak melanjutkan pendidikannya dan memilih bekerja karena orang tua
    tidak mampu secara ekonomi. Selain itu, masih ada kekerasan yang dialami oleh
    anak balita karena orang tua tidak mengetahui cara lain selain memberikan
    hukuman fisik agar anak mengikuti aturannya. Penelitian juga menemukan orang
    tua anak-anak yang di reunifikasi masih tetap tidak mampu secara ekonomi.
    Meski begitu, semua anak yang di reunifikasi tidak kembali ke pengasuhan
    berbasis panti asuhan. Hasil penelitian menunjukkan adanya kekuatan dari orang
    tua untuk bekerja lebih keras dalam rangka memenuhi hak anak, serta adanya
    resiliensi yang dimiliki anak, sehingga anak tetap bertahan dalam pengasuhan
    berbasis keluarga. Kekuatan orang tua serta resiliensi anak didukung oleh
    hadimya pekerja sosial PDAK Save the Children dengan menggunakan model
    manajemen kasus yang telah membantu orang tua mencapai akses yang
    diperlukan untuk memenuhi hak anak, serta membantu anak memahami keadaan
    orang tua. Model manajemen kasus dapat menjadi model percontohan pelayanan
    langsung kepada anak dan keluarga untuk menjamin pengasuhan berbasis
    keluarga setelah anak di reunifikasi. Dengan model ini, pemberi pelayanan dapat
    mengsinergikan kebijakan-kebijakan serta program-program jaminan sosial yang
    telah dilaksanakan oleh pemerintah sehingga dapat mengatasi keterbatasan akses
    orang tua dalam memenuhi hak anak.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi