Detail Cantuman

Image of KOMUNIKASI ANTARUMAT BERBEDA AGAMA DALAM KONSTRUKSI BUDAYA LOKAL

 

KOMUNIKASI ANTARUMAT BERBEDA AGAMA DALAM KONSTRUKSI BUDAYA LOKAL


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap Proses komunikasi, persepsi perbedaan agama, etnosentrisme, diskriminasi dan prasangka ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001150100112302.2 Din k/21.7Perpustakaan Pusat (REF.21.7)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    302.2 Din k/21.7
    Penerbit Program Pasca Sarjana : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xxvi,;469 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    302.2
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap Proses komunikasi, persepsi perbedaan agama, etnosentrisme, diskriminasi dan prasangka sosial pada komunitas Islam dan Kristen, kepercayaan, nilai dan norma budaya lokal yang mendasari proses kehidupan sosial, serta menemukan model komunikasi Komunitas Islam dan Kristen. Penelitian ini menggunakan jenis studi kasus, pendekatan kualitatif, dengan teori¬teori interpretif seperti Tindakan Sosial, Fenomenologi, Interaksi Simbolik dan Konstruksi Realitas sosial. Dua teknik pengumpulan data, data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara mendalam dengan informan yang ditentukan secara purposif, data sekunder diperoleh melalui studi pustaka serta dokumen dan arsip lainnya yang terkait. Analisis dilakukan terns menerus selama penelitian berlangsung dengan mereduksi semua catatan lapangan, menyajikan dalam bentuk diskripsi sesuai keadaan di lapangan, dan menarik kesimpulan.
    Hash penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi Komunitas Islam dan Kristen di Halmahera Utara diwujudkan dalam (1) Komunikasi sosial dengan tiga model kekerabatan yaitu kekerabatan o tohora moi, o kawi dan pokokawasa. Kekerabatan o tohora moi (se-darah seketurunan) dalam wujud rahim moi, hira de hira dan ria de nongoru. Kekrabatan o kawi lebih pada ikatan kekerabatan sosial karena perkawinan, dan kekerabatan pokokawasa sebagai ikatan sosial kemasyarakatan (2) Komunikasi dalam kehidupan budaya, dikemas dengan Komunikasi Odohabadiai yaitu proses komunikasi mengandung unsur o dora (kasih) 0 hayangi (sayang), a adili (keadilan), o baliara (sating memelihara) dan o dial (kebaikan), (3) Komunikasi dalam kehidupan keagamaan diwujudkan dalam kekerabatan dan harmoni umat beragama, (4) Berbeda agama sebagai pandangan dan pilihan hidup komunitas beragama, hak azasi setiap orang, ajaran para leluhur dan dorongan keyakinan terhadap kebenaran agama. Masyarakat Halmahera Utara mengedepankan agama sebagai konsepsi damai dalam kehidupan. (5). Etnosentrisme, prasangka sosial dan diskriminasi terutama dalam aspek keagamaan, politik dan aspek ekonomi. Komunikasi Dialogis dan transaksional dengan mengedepankan nilai dan tradisi budaya lokal termasuk penggunaan bahasa lokal (bahasa Tobelo dan Galela) pada berbagai kegiatan akan mampu membentuk integritas kelompok keagamaan dalam wujud keharmonisan umat beragama. (6) Kepercayaan, nilai dan norma budaya lokal sangat mendukung proses komunikasi sosial komunitas beda agama. Model komunikasi integratif dari keseluruhan proses sosial, budaya dan agama, merupakan temuan dari penelitian ini.
    Penelitian ini dapat diperluas sebagai pengembangan keilmuan komunikasi terutama komunikasi antaragama, anntaretnik, atau antarras dalam perspektif budaya tradisional sebagai kearifan lokal sehingga memperkaya temuan komunikasi yang digali dari komunitas etnik dan agama di Maluku Utara atau daerah lainnya di Indonesia.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi