Detail Cantuman

Image of KESINERGISAN  KOMPOS JERAMI  DAN PUPUK  NPK DENGAN SISTEM PEMBERIAN AIR  UNTUK PENANGGULANGAN KERACUNAN BESI,  KETERSEDIAAN  DAN   SERAPAN HARA  N, P, K, Fe   SERTA HASIL   PADI  PADA LAHAN SAWAH  INCEPTISOL MOROWALI

 

KESINERGISAN KOMPOS JERAMI DAN PUPUK NPK DENGAN SISTEM PEMBERIAN AIR UNTUK PENANGGULANGAN KERACUNAN BESI, KETERSEDIAAN DAN SERAPAN HARA N, P, K, Fe SERTA HASIL PADI PADA LAHAN SAWAH INCEPTISOL MOROWALI


Lahan sawah di Kabupaten Morowali cukup luas, tetapi didominasi oleh tanah
masam seperti Inceptisol, Ultisol dan Oxisol yang tergolong kurang ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001120100246630 Sya k/R.15.46Perpustakaan Pusat (REF.15,46)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    630 Sya k/R.15.46
    Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xvi,;165 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    630 Sya k
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Lahan sawah di Kabupaten Morowali cukup luas, tetapi didominasi oleh tanah
    masam seperti Inceptisol, Ultisol dan Oxisol yang tergolong kurang subur dan
    ditemukan adanya gejala keracunan besi. Penelitian ini bertujuan: 1). mengetahui
    pengaruh interaksi antara kompos jerami dan pupuk NPK dengan sistem pemberian air
    terhadap ketersediaan N, P, K, Fe tanah dan serapannya, pertumbuhan dan hasil padi
    pada sawah Inceptisol Morowali, 2). mendapatkan takaran kompos jerami optimal
    yang dibuat secara in-situ pada masing-masing sistem pemberian air yang akan
    digunakan sebagai pupuk dasar pada penelitian lapangan, 3). mempelajari kemampuan
    kompos jerami dan pupuk NPK pada masing-masing sistem pemberian air terhadap
    penurunan keracunan besi tanaman padi pada Inceptisol Morowali dan 4).
    mendapatkan dosis pupuk NPK dengan sistem pemberian air yang memberikan hasil
    tertinggi pada sawah Inceptisol Morowali

    Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu: 1). penelitian rumah kaca dan
    2). penelitian lapangan. Penelitian rumah kaca dilakukan di Rumah Kaca Fakultas
    Pertanian Universitas Padjadjaran bulan Juni - Agustus 2011 dengan menggunakan
    rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama adalah takaran kompos
    jerami terdiri dari empat level yaitu: PI= (0 tlha), P2= (2,5 tlha), P3= (5,0 tlha) dan P4=
    (7,5 t/ha) dan faktor kedua adalah sistem pemberian air yang terdiri atas tiga sistem
    yaitu: pemberian air tergenang selama penelitian, pemberian air berselang dan
    pemberian air macak-macak. Penelitian lapangan dilaksanakan pada sawah Inceptisol
    Morowali di tempat pengambilan sampel tanah untuk penelitian rumah kaca.
    Rancangan percobaan adalah acak kelompok (RAK) pola faktorial dua faktor. Faktor
    pertama adalah: tiga sistem pemberian air (sama dengan rumah kaca) dan faktor kedua
    adalah: empat kombinasi takaran pupuk NPK yaitu: PI = paket rekomendasi setempat,
    P2 = pengurangan 25 %, P3 = pengurangan 50 % dan P4 = pengurangan 75 % dari
    rekomendasi. Penelitian lapangan dilaksanakan bulan Oktober 2011 - Januari 2011.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi iklim cukup baik untuk padi sawah
    dengan curah hujan cukup tinggi (tipe B1). Tanah lokasi penelitian Aeric Epiaquept
    dengan tingkat kesuburan rendah, kadar besi sangat tinggi, mineral klei terdiri atas:
    ferihidrit, goetit dan smektit. Nilai pH tanah pada semua sistem pemberian air
    meningkat sampai 30 hari setelah perlakuan kemudian stabil sampai akhir pengamatan.
    NiIai redoks potensial pada sistem pemberian air macak-macak tidak pemah mencapai
    nilai negatif, sedangkan perlakuan sistem pemberian air tergenang mencapai nilai -
    118,12 mY. Takaran kompos jerami optimal 5 t/ha pada penelitian rumah kaca. Sistem
    pemberian air macak-macak dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman, meningkatkan
    ketersediaan dan serapan hara N, P, K. Selain itu, sistem pemberian air macak-macak
    menekan serapan besi hingga 82,06 % dan 78, 24 % serta menekan keracunan besi
    91,06 % dan 15, 18 % jika dibandingkan dengan sistem pemberian air secara tergenang
    dan sistem pemberian air berselang. Hasil panen tertinggi diperoleh pada kombinasi
    pupuk NPK berdasarkan rekomendasi (250:75: 100) dengan sistem pemberian air secara
    macak-macak (5,36 tlha) dan meningkatkan hasil panen sebesar 48,13 % dibandingkan
    sistem pemberian air secara tergenang dan 28, 92 % dibandingkan pemberian air
    secara berselang.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi