Detail Cantuman

Image of EVALUASI KEBIJAKAN PEMEKARAN DAERAH DI KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU

 

EVALUASI KEBIJAKAN PEMEKARAN DAERAH DI KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU


Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor22Tahun1999 tentang
Pemerintahan Daerah, kebijakan pemekaran daerahrnengalami perubahan

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001120100182351 Ben e/R.17.286Perpustakaan Pusat (REF.17.286)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    351 Ben e/R.17.286
    Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiii,;296 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    351 Ben e
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor22Tahun1999 tentang
    Pemerintahan Daerah, kebijakan pemekaran daerahrnengalami perubahan
    signifikan dan memberikan peluang yang sangat besar bagi maraknya pengusulan
    pemekarandaerah.Kesejahteraan rakyat menjadi argumentasi utama dalam
    memperjuangkan pemekaran daerah. Namun dalam praktiknya, kebijakan
    pemekaran daerah belum sepenuhnya dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang evaluasi
    kebijakan pemekaran daerah di Kabupaten Kaur yang ditelusuri melalui empat
    kegiatan evaluasi meliputi: spesifikasi, penilaian, analisis, dan rekomendasi
    terhadap kebijakan pemekaran daerah di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan
    data melalui observasi, analisis dokumentasi dan wawancara mendalam.
    Keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi melalui cek, ricek dan
    konfirmasi antara hasil observasi, analisis dokumentasi dan hasil wawancara
    mendalam.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan hasil evaluasi yang
    dilakukan evaluator (pemerintah), pemekaran daerah di Kabupaten Kaur dinilai
    berhasil. Namun, dilihat dari kondisi faktual, masih ditemukan berbagai
    kelemahan dalam pemekaran daerah. Ketidaksesuaian antara kondisi faktual dan
    hasil evaluasi yang dilakukan oleh evaluator ini, antara lain disebabkan karena:
    kegiatan evaluasi yang kurang objektif dan indenpenden. Selanjutnya, penelitian
    ini menunjukkan bahwa substansi kebijakanpemekaran daerah yang memuat
    criteria dan prosedur pemekaran daerah relatif masih longgar. Selain itu, proses
    pemekaran daerah di Kabupaten Kaur cenderung dipaksakan. Dalam hal capaian
    tujuan pemekaran daerah, temyata kebijakan pemekaran daerah tidak efektif
    dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kaur.

    Berdasarkan kesimpulan penelitian ini maka konsep barn yang diajukan
    adalah: kegiatan evaluasi yang dilakukan secara objektif dan independen
    merupakan syarat keberhasilan evaluasi suatu kebijakan.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi