SENYAWA FLAVONOID YANG BERAKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI DAUN Kalanchoe tomentosa DAN Kalanchoe prolifera
Kalanchoe merupakan salah satu genus utama pada famili Crassulaceae selain genus
Crassula dan Sedum. Genus Kalanchoe memiliki 125 spesies ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 0766 Perpustakaan Pusat Tersedia -
Perpustakaan Judul Seri -No. Panggil 540 Lil s/R.14.15.1Penerbit program doktor Ilmu Kimia : Bandung., 2016 Deskripsi Fisik xviii,;116 hlm,;29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 540 Lil sTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab Aisyah Lilis Siti -
Kalanchoe merupakan salah satu genus utama pada famili Crassulaceae selain genus
Crassula dan Sedum. Genus Kalanchoe memiliki 125 spesies yang terdistribusi luas
di Amerika, Madagaskar, Cina, dan Indonesia. Tanaman Kalanchoe menunjukkan
aktivitas biologis yang beragam, antara lain sebagai anti-inflamasi, sitotoksik,
antioksidan, analgesik, antimikroba, antihiperglikemik, insektisidal, dan larvasidal.
Studi fitokimia terhadap tanaman Kalanchoe dilaporkan adanya kandungan senyawa
flavonoid, flavonoid glikosida, antosianin, kumarin, bufadienolida, triterpenoid, dan
sterol. Senyawa flavonoid dari tanaman Kalanchoe telah diketahui memiliki aktivitas
antibakteri, namun yang beraktivitas terhadap bakteri penyakit gigi dan mulut (bakteri
Gram positif Streptococcus mutans dan Enterococcus faecalis serta Gram negatif
Escheria coli) dari tanaman K. tomentosa dan K. prolifera belum pemah dilaporkan
sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa flavonoid dari daun
K. tomentosa dan K. prolifera serta menguji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri
S. mutans, E. faecalis, dan E. coli. Daun segar dari masing-masing tanaman
K. tomentosa dan K. prolifera diekstraksi dengan metanol pada temperatur kamar.
Ekstrak metanol yang diperoleh dipekatkan pada tekanan rendah dan dipartisi berturut
turut dengan n-heksana, etil asetat dan n-butanol. Masing-masing ekstrak yang
diperoleh diuji aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. mutans, E. faecalis, dan E. coli
diperoleh hasil bahwa ekstrak etil asetat dari tanaman K. tomentosa dan K. prolifera
menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap S. mutans dan E. faecalis,
sedangkan ekstrak n-heksana menunjukkan aktivitas yang rendah terhadap E. coli.
Ekstrak etil asetat dari tanarnan K. tomentosa dan K. prolifera dipisahkan senyawanya
dengan berbagai teknik kromatografi pada fasa diam silika gel dan ODS dihasilkan
senyawa 1-6. Struktur kimia senyawa 1-6 dielusidasi berdasarkan data-data
spektroskopi dan perbandingan dengan data spektra yang diperoleh dari literatur dan
diidentifikasi sebagai kaempferol (1), kaempferol-3-0-P-D-glukosa atau astragalin
(2), kaempferol-3-0-a-L-ramnosa atau afzelin (3), kuersetin (4), kuersetin-3-0-p-D
glukosil-d-Lsglukosa (5), dan kuersetin-3-0-p-D-glukosil-p-L-ramnosa (6). Senyawa
1- 3, diperoleh dari daun K. tomentosa, dan 4-6, diperoleh dari daun K. prolifera.
Senyawa 1-6 merupakan senyawa flavonoid yang baru pertama kali diisolasi dari
kedua spesies tersebut. Diantara keenam senyawa tersebut, senyawa 2 menunjukkan
aktivitas antibakteri terkuat terhadap bakteri Gram positif S. mutans dengan zona
hambat sebesar 10,2 mm, sedangkan senyawa 3 mempunyai aktivitas sedang terhadap
E.faecalis dengan zona hambat 9,6 mm. Keberadaan unit glukosa yang mengandung
gugus hidroksil pada senyawa 2 berperan dalam aktivitas antibakteri terhadap bakteri
S. mutans, sedangkan pada senyawa 3 gugus yang berperan memberikan aktivitas
antibakteri terhadap bakteri E. faecal is adalah adanya unit ramnosida yang
mengandung gugus metil. Senyawa 1-6 tidak memberikan aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Gram negatif E. coli, ditandai dengan tidak terbentuknya zona
hambat.
-
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.