Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

T75-Analisis Faktor Resiko Hipoglikemik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Menerima Terapi Antidiabetes di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado (Meilani Jayanti; Dr. Keri Lestari, M.Si; Rizky Abdullah, Ph.D)


Hipoglikemik merupakan komplikasi akut dari DM (diabetes melitus) dan menjadi kendala utama dalam pengelolaan glikemik pada pasien DM. Disamping itu, ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    FFUP20170201T75Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    T75
    Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    T75
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Hipoglikemik merupakan komplikasi akut dari DM (diabetes melitus) dan menjadi kendala utama dalam pengelolaan glikemik pada pasien DM. Disamping itu, hipoglikemik memiliki efek yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dan gangguan fungsi kognitif sehingga berpengaruh terhadap mortalitas, morbiditas dan kualitas hidup pasien DM. Pengetahuan mengenai faktor resiko hipoglikemik dapat membantu dalam pemantauan terapi, sehingga dapat meminimalisir resiko hipoglikemik, mencegah komplikasi jangka panjang, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan desain penelitian case-control. Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 72 pasien DM tipe 2 yang terbagi dalam dua kelompok penelitian. Sebanyak 23 pasien (31,9%) termasuk kelompok case, yaitu pasien yang mengalami kejadian hipoglikemik dan 49 pasien (68,1%) termasuk dalam kelompok control, yaitu pasien yang tidak mengalami kejadian hipoglikemik selama perawatan di rumah sakit (RS). Hasil analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel penurunan asupan makanan (P 0,011) dan hasil laboratorium HbA1C (P 0,003) yang tidak normal terhadap kejadian hipoglikemik, dimana variabel penurunan asupan makanan memiliki kekuatan hubungan yang paling besar dengan kejadian hipoglikemik (OR 9,329). Artinya, pasien DM tipe 2 dengan penurunan asupan makanan memiliki resiko hipoglikemik sembilan kali lebih besar dibandingkan pasien DM tipe 2 dengan asupan makanan yang normal. Sedangkan, variabel-variabel lain seperti penggunaan obat antidiabetes, durasi penyakit DM, usia, penyakit penyerta dan polifarmasi tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian hipoglikemik. Dengan demikian, faktor resiko hipoglikemik pada pasien DM tipe 2 yang menerima terapi antidiabetes disebabkan oleh penurunan asupan makanan dan hasil laboratorium HbA1C yang rendah. Pasien dengan penurunan asupan makanan memiliki resiko mengalami kejadian hipoglikemik sembilan kali lebih besar dibandingkan pasien dengan asupan makan yang normal.


    Kata kunci: Diabetes melitus tipe 2, hipoglikemik, asupan makanan, HbA1C
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi