Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

3642- Pemantauan Transisi Fase Efavirenz Akibat Variasi Tekanan Pengempaan (Fithria Wulan Handayani; Yoga Windhu Wardhana, M.Si; Yedi Herdiana, M.Si)


Polimorfisme merupakan fenomena fasa kristal padatan suatu senyawa yang memiliki lebih dari satu bentuk kristal yang berbeda. Salah satu model obat ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    FFUP201707403642Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    3642
    Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    3642
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Polimorfisme merupakan fenomena fasa kristal padatan suatu senyawa yang memiliki lebih dari satu bentuk kristal yang berbeda. Salah satu model obat yang mengalami polimorfisme diantaranya adalah Efavirenz. Efavirenz (EFV) merupakan obat golongan Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) untuk pasien HIV tipe-1. Polimorf EFV terdapat bentuk metastabil yang memiliki kelarutan yang lebih baik tetapi dapat mengalami transisi fase selama proses manufaktur. Pada penelitian ini polimorf metastabil diperoleh dari rekristalisasi dengan pelarut metanol (EFV-2) dan polimorf EFV dari pelarut asetonitril (EFV-1) sebagai pembanding yang bersifat lebih stabil menurut literatur. Polimorf dilakukan karakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) danX-Ray Powder Diffraction (XRPD), evaluasi serbuk polimorf, pengempaan polimorf dengan variasi tekanan, evaluasi polimorf setelah pengempaan dengan XRPD, uji kelarutan dan uji Tensile Strength. Hasil pemeriksaan SEM menunjukkan perbedaan bentuk kristal yang terbentuk. Hasil pemeriksaan XRPD menunjukkan pola difraktogram kedua polimorf yang berbeda dan termasuk bentuk kristalin. Hasil pemeriksaan evaluasi serbuk menunjukkan hasil kerapatan sejati, laju alir, sudut istirahat, kompresibilitas EFV-1 lebih baik sedangkan EFV-2 memiliki porositas lebih besar. Evaluasi transisi fase setelah pengempaan dengan XRPD menunjukkan adanya penurunan derajat kristalinitas pada polimorf. Hasil uji kelarutan menunjukkan bahwa semakin meningkatnya tekanan yang diberikan maka kelarutan meningkat. Hasil uji kekuatan tarik (Tensile Strength) menunjukkan adanya kenaikan nilai dengan semakin besarnya tekanan pengempaan.
    Kata kunci :Efavirenz , Polimorfisme, Rekristalisasi, Metanol, SEM, XRPD, Transisi, Tekanan, Pengempaan, Kelarutan, Kekuatan tarik
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi