Detail Cantuman

No image available for this title

Skripsi  

DAMPAK PERUBAHAN POLA ASIMILASI KELUAR MENJADI ASIMILASI DI DALAM LAPAS BERDASARKAN PERMENKUMHAM NOMOR 21 TAHUN 2013 BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN NARKOTIKA TERHADAP TUJUAN PEMASYARAKATAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN


Lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia diatur dalam UndangUndang
Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Fungsi Lapas
secara ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    257/2017257/2017Perpustakaan Mochtar Kusumaatmadja FH UnpadTersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Hukum
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    257/2017
    Penerbit Fakultas Hukum UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiii, 135 hal, 30 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    257/2017
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia diatur dalam UndangUndang
    Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Fungsi Lapas
    secara ideal berperan dalam langkah memasyarakatkan kembali para Warga
    Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui pembinaan. Asimilasi adalah proses
    pembinaan WBP yang dilaksanakan dengan membaurkan WBP dalam
    kehidupan bermasyarakat. Pada praktiknya di Lapas Kelas IIA Banceuy,
    pelaksanaan asimilasi bagi WBP narkoba hanya dilakukan di dalam Lapas.
    Hal ini ditegaskan dalam Permenkumham Nomor 21 Tahun 2013 Pasal 34
    ayat (4). Perubahan pola asimilasi berdampak pada kesulitan WBP untuk
    diterima kembali oleh masyarakat karena proses pembinaan untuk
    memasyarakatan kembali hanya dilaksanakan di dalam Lapas. Tujuan
    penelitian ini pertama adalah menganalisa dan menemukan dampak adanya
    perubahan pola asimilasi keluar menjadi asimilasi di dalam bagi WBP
    narkotika terhadap tujuan pemasyarakatan. Kedua adalah menganalisa dan
    menemukan upaya Lapas dalam penanggulangan dampak negatif perubahan
    pola asimilasi keluar menjadi asimilasi di dalam bagi WBP narkotika untuk
    mencapai tujuan pemidanaan.
    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
    pendekatan yuridis normatif, dengan menitik beratkan pada penelitian
    kepustakaan ditambah dengan penelitian lapangan yang hasilnya dianalisis
    dengan metode normatif kualitatif. Spesifikasi penelitian ini bersifat deskriptif
    analitis dengan memberikan gambaran ketentuan-ketentuan yang
    berhubungan erat dengan perubahan pola pelaksanaan asimilasi Warga
    Binaan Pemasyarakatan di Lapas Banceuy menurut Undang-Undang Nomor
    12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan serta peraturan perundangundangan
    lainnya.
    Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pertama, perubahan pola
    asimilasi keluar menjadi asimilasi di dalam Lapas memiliki dampak negatif
    yaitu terhambatnya proses reintegrasi sosial WBP, terjadinya proses
    prisonisasi, dan menurun-nya motivasi WBP dalam pembinaan. Sedangkan
    dampak positif-nya adalah mempermudah petugas Lapas untuk mengawasi
    WBP dalam melaksanakan program pembinaan di Lapas. Kedua, upaya
    penanggulangan dampak negatif dari perubahan pola asimilasi keluar
    menjadi asimilasi di dalam Lapas ini adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT)
    Lapas Banceuy mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam kegiatan
    kerja yang terdapat di Lapas Banceuy untuk meningkatkan keterampilan dan
    bakat WBP agar berguna bagi dirinya setelah bebas dari masa pidana.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi