Skripsi
UJI KEKUATAN TARIK DIAMETRAL PROTOTIP KOMPOSIT DENGAN FILLER SWASINTESIS BERBASIS PASIR ZIRKON ALAM (MENGGUNAKAN METODE GEOPOLIMERISASI DENGAN VARIASI COUPLING AGENT)
Penggunaan komposit kedokteran gigi sebagai bahan restorasi yang tinggi menjadikan permintaan komposit yang semakin tinggi pula sehingga perlu ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan Itmkg1-109 109 620.1 Man U Jatinangor (Itmkg) Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan -
Perpustakaan Fakultas Kedokteran GigiJudul Seri -No. Panggil 620.1 Man UPenerbit FKG Unpad : Bandung., 2017 Deskripsi Fisik xi, 80 hlm; ilus; hardcoverBahasa IndonesiaISBN/ISSN 160110130008Klasifikasi NONETipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab - -
Penggunaan komposit kedokteran gigi sebagai bahan restorasi yang tinggi menjadikan permintaan komposit yang semakin tinggi pula sehingga perlu dilakukan penelitian bahan baku komposit yang lebih mudah ditemukan. Pasir zirkon alam merupakan sumber daya alam yang dapat dengan mudah ditemukan di Indonesia dan dapat berguna sebagai filler komposit karena memiliki biokompatibilitas dan sifat fisik yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kekuatan tarik diametral prototip komposit dengan filler hasil swasintesis berbasis pasir zirkon alam menggunakan metode geopolimerisasi dengan variasi coupling agent.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimental laboratoris dengan cara melakukan sintesis filler Zirkonia-Alumina-Silika dari pasir zirkon alam Indonesia menggunakan metode geopolimerisasi dengan variasi coupling agent 3-mercaptopropyltrimethoxysilane (3-MPTS) dan 3-aminopropyltriethoxysilane (3-APTS). Filler yang terbentuk kemudian dilakukan pencampuran dengan resin matriks hingga terbentuk resin komposit yang selanjutnya akan dilakukan uji kekuatan tarik diametral menggunakan universal testing machine.
Hasil penelitian menunjukkan kekuatan tarik kelompok sampel prototip resin komposit dengan filler pasir zirkon alam Indonesia yang menggunakan coupling agent MPTS lebih tinggi dibandingkan kelompok sampel yang menggunakan coupling agent APTS, namun kekuatan tersebut belum mampu mendekati kekuatan tarik enamel.
Simpulan dari penelitian adalah terdapat perbedaan nilai kekuatan tarik diametral antara kelompok sampel yang menggunakan coupling agent MPTS yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok sampel yang menggunakan coupling agent APTS. -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.