Fungsi intermediasi lembaga keuangan perdesaan dalam mendukung pembiayaan pertanian di Jawa Barat
Abstrak
Saat ini di perdesaan banyak bermunculan berbagai macam lembaga keuangan (LK) baik yang, sifatnya formal maupun nonformal tetapi ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 1001120100289 338.1 Kar f/R.15.3 Perpustakaan Pusat (REF.15.3) Tersedia -
Perpustakaan Perpustakaan PusatJudul Seri -No. Panggil 338.1 Kar f/R.15.3Penerbit Program Pasca Sarjana : Bandung., 2012 Deskripsi Fisik xviii ,; 320 hlm ,;29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 338.1 Kar fTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab Karyani, Tuti -
Abstrak
Saat ini di perdesaan banyak bermunculan berbagai macam lembaga keuangan (LK) baik yang, sifatnya formal maupun nonformal tetapi justru permasalahan kelangkaan modal (lack of capital) masih sangat dirasakan oleh petani. Secara umum sikap risk averse LK terhadap sektor pertanian dan perdesaan masih tinggi.
Lembaga Keuangan Perdesaan (LKP) dihadapkan pada peran gandanya sebagai lembaga yang memiliki peran agent of development dan sebagai perusahaan yang berusaha meraih keuntungan (profit) serta memperhatikan keberlanjutan usahanya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis fungsi intermediasi LK dilihat dari pendekatan makro dan mikro, serta memformulasikan model LKP yang dapat mengembangkan pasar keuangan (monetisasi) di perdesaan.
Metode penelitian yang digunakan ialah survey eksplanasi dengan mengambil kasus di Jawa Barat melalui cara multistage cluster dengan pengambi Ian sampel responden nasabah BRI Unit, BPR dan Koperasi di dua kecamatan di Garut dan dua kecamatan di Indramayu agar memenuhi persyaratan analisis SEM dalam menganalisis fungsi intermediasi dan pengaruhnya terhadap kinerja usaha dan keberlanjutan usaha. Untuk tingkat makro dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi fungsi intermediasi dan pengaruh kredit terhadap kemiskinan digunakan data sekunder BI dan BPS yang dianalisis menggunakan regresi panel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi intermediasi pada tingkat makro belum berjalan baik sehingga mengindikasikan adanya capital flight, dan bila dilihat dari kepemilikan bank fungsi intermediasi bank pemerintah (BUMN dan Pemda) lebih baik dibandingkan bank lainnya. Hal ini sesuai dengan teori agensi, bahwa pemilik memberikan pengaruh atas keputusan orientasi bisnis dari perusahaan.
Sesuai dengan teori Nurkes bahwa kredit berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan. Selanjutnya untuk tingkat mikro fungsi intermediasi BRI Unit dan BPR relatif lebih baik dibandingkan dengan koperasi. Keberadaaan agen seperti mantri di BRI Unit membuat fungsi intermediasi lebih baik. Kernampuan intermediasi LKP ini menjadi penting karena terbukti memberikan dampak terhadap kinerja usaha maupun keberlanjutan usaha dari debitur. Formulasi model LKP bisa dilakukan melalui dua pendekatan yaitu: (a) mengoptimalkan fungsi LKP yang sudah ada dengan berbagai perbaikan yang memperhatikan outreach, impact dan sustainability, dan (b) membangun lembaga keuangan perdesaan baru yang khusus melayani sektor pertanian dan perdesaan lainnya, bila principal (pemerintah, swasta, koperasi) memiliki modal investasi yang cukup untuk membangun fasilitas dan infrastruktur pendukungnya serta adanya dukungan peraturan yang khusus di bawah kontrol dan pengawasan BI.
-
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.