Text
MODEL PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN KOLEKTIF KOPI BIJI (Survei pada Petani dan Pelaku Pemasaran Kopi Biji di Provinsi Lampung)
Model pengembangana Kelembagaan Pemasaran KolektifKopi Biji (Survei
pada Petani dan Pelaku Pemasaran Kopi Biji di Provinsi Lampung) dibimbing ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 010040007528 658.8 Irm m Perpustakaan Pusat (Reference Kls. 600) Tersedia -
Perpustakaan Perpustakaan PusatJudul Seri -No. Panggil 658.8 Irm m/R.12.80.1Penerbit Fakultas Pertanian Unpad : Bandung., 2017 Deskripsi Fisik xvii, 225 hlm. ; il. ; 29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 658.8Tipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik ReferencePernyataan Tanggungjawab Irmayani Noer -
Model pengembangana Kelembagaan Pemasaran KolektifKopi Biji (Survei
pada Petani dan Pelaku Pemasaran Kopi Biji di Provinsi Lampung) dibimbing
oleh: Yosini Deliana, Tuhpawana Priatna Sendjaja, dan Trisna lnsan Noor. .
Petani kopi di Provinsi Lampung adalah petani skala kecil dengan situasi
pasar yang tidak sempuma, karena pasar cenderung oligopsonistik. Petani
dihadapkan pada pilihan apakah akan menjual kopi biji secara individu atau
kolektif melalui kelompok. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan
membandingkan rantai nilai pemasaran kopi biji secara individu dan kolektif dan
merumuskan model pengembangan kelembagaan pemasaran kolektif kopi biji
yang efisien. Pengembangan dilakukan dari sisi partisipan dan aturan main
melalui penguatan terhadap faktor-faktor pendorong partisipasi pada pemasaran
kolektif. Informasi dikumpulkan melalui wawancara kepada responden yaitu
petani anggota kelompok tani yang bermitra dengan eksportir, pedagang lokal,
pengelola kelompok, dan wakil perusahaanleksportir. Metode yang digunakan
untuk menganalisis rantai nilai pemasaran adalah dengan analisis nilai tambah.
Metode yang digunakan untuk merumuskan model pengembangan kelembagaan
pemasaran kolektif biji adalah dengan Structural Equation models (SEM)
menggunakan analisis jalur (path analysis).
Hasil analisis nilai tambah menunjukkan bahwa sebagian besar nilai tambah
dari saluran pemasaran kopi biji dinikmati oleh para pelaku yang terlibat langsung
dalam saluran pemasaran. Total nilai tambah tertinggi diperoleh pada saluran
kolektif dimana petani menjual kopi biji secara langsung kepada KUB, dan
terendah pada saluran individu dimana petani menjual secara langsung kepada
pengepul. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa faktor-faktor karakteristik
petani, karakteristik usahatani, dan modal sosial merupakan faktor-faktor yang
mendorong partisipasi petani pada saluran pemasaran kolektif dan partisipasi
petani pada pemasaran kolektif berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran.
Model pengembangan kelembagaan pemasaran kolektif yang dihasilkan
dalam penelitian ini merekomendasikan sebuah model kelembagaan yang mampu
mengatasi tujuan petani berkelompok yaitu harga output dan farmer share yang
tertinggi. Kelembagaan dalam bentuk kerjasama kemitraan antara petani melalui
KUB dan eksportir yang diikat dengan perjanjian kerjasama secara tertulis.
-
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.