Detail Cantuman

Image of Hukum mendirikan berbilang masjid Jami' dalam naskah Tabyin Al-Khati' Atayn Al-Latayn fi sulh Al-Jama'atayn karya Sayyid Usman: kajian filologis dan fiqh

Text  

Hukum mendirikan berbilang masjid Jami' dalam naskah Tabyin Al-Khati' Atayn Al-Latayn fi sulh Al-Jama'atayn karya Sayyid Usman: kajian filologis dan fiqh


Naskah-naskah Nusantara Islami mengandung pemikiran para cerdik
cendekia (ulama) Nusantara pada masa lampau yang telah berhasil menjaga

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    010040007538090 Iwa hPerpustakaan Pusat (Reference Kls. 000)Tersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    090 Iwa h/R.18.1.2
    Penerbit Fakultas Ilmu Budaya Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xv, 328 hlm. ; il. ; 29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    090
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    Reference
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Naskah-naskah Nusantara Islami mengandung pemikiran para cerdik
    cendekia (ulama) Nusantara pada masa lampau yang telah berhasil menjaga
    matarantai keilmuan agama dari masa ke masa, sehingga masyarakat tetap terpelihara
    agamanya. Dari sekian banyak naskah Nusantara Islami adalah naskah Tabyin Al­
    Khati'atayn Fi Sulh Al-Jamii 'atayn (TSJ) karya Sayyid Usman (SU), seorang Mufti
    Betawi, yang dikarang pada akhir abad ke-19 M. Naskah TSJ merupakan naskah
    tunggal ditulis dengan menggunakan aksara Pegon dan berbahasa Betawi akhir abad
    ke-19, ditemukan di Sukabumi dari seorang kolektor naskah (Aim.) Baroya, seorang
    tokoh pergerakan Muhammadiyyah di Sukabumi, Naskah TS] Sukabumi merupakan
    naskah salinan dari teks yang tidak diketahui keberadaannya. Dengan menggunakan
    metode edisi standar, suntingan teks yang diduga mendekati teks aslinya dan dapat
    dipertanggungjawabkan secara ilmiah bisa dihasilkan dan dilakukan pendalaman
    Iebih jauh mengenai kandungan teks yang terdapat di dalamnya.

    Dari sisi kandungannya, naskah TS] mengandung teks fiqh tentang
    penyelengaraan salat jum'at dan pendirian masjid jami'. Di dalam teks, dibahas 1)
    tentang Iarangan mendirikan masjid jami' yang jaraknya kurang dari 2.400 meter
    dari masjid jami' yang telah ada (pertama) dan mendapat pengakuan masyarakat luas
    bahwa masjid pertama telah ditetapkan sebagai masjid jami', 2) larangan
    menyelenggarakan salat jum'at di masjid baru apabila tidak memenuhi persyaratan
    yang telah ditetapkan yaitu jarak minimail dengan masjid lama 2.400 m ; adanya
    faktor kesulitan untuk mengumpulkanjama'ah salatjum'at di satu masjidjami ('Usr
    Al-Ijtimii ') ; adanya faktor masyaqqah (kepayahan) yang dirasakan jarna'ah karena
    berbagai sebab hingga tidak dapat menjangkau masjid jami' yang telah ada
    sebelumnya.

    Teks TSJ merupakan teks saduran tidak utuh dari teks-teks fiqh yang telah
    ada sebelumnya yaitu teks-teks AI-Umm, Al-Fiqh 'Ala Maziihib AI-Arba 'ah, Fath AI­
    Mu 'in, Saflnat Al-Najat, Kiisyifat At-Soja. Fatawa Ibn Hajar AI-Haytami, dan lain­
    lain. Dalam penyaduran tidak utuh yang dilakukan oleh SU ditemukan tiga masalah
    pokok yaitu : 1) penyaduran tidak utuh dari fatwa Imam Mazhab dapat menimbulkan
    perbedaan pendapat di kalangan pembaca dengan sebab tidak lengkapnya materi
    pembahasan yang disampaikan, 2) Hubungan teks TS] dengan teks-teks yang
    menjadi sumber saduran memperkuat kesimpulan bahwa penyaduran tidak utuh yang
    dilakukan SU menimbulkan distorsi pemahaman antara teks sumber saduran dengan
    TS] sebagai naskah baru, 3) Teks TS], telah berjasa menjadi penjaga mazhab Syafi'i

    . pada periode al- qawl al-jadid di Nusantara, walaupun kini telah tidak digunakan lagi
    sebagai teks rujukan di kalangan ummat Islam Indonesia.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi