• Bagikan:
• 
• 
• 
• 
• 
• 
• 

Text  

Keefektifan dan Pola Persistensi Herbisida Metolachlor dan Oxyfluorfen Bervariasi Dosis pada Pertanaman Kedelai Yang Diberi Bahan Organik Berbeda Sumber

---

• Ketersediaan
• Informasi Detil
• Deskripsi
• Versi lain/terkait
• Komentar

• Code	CallNo	Lokasi	Ketersediaan
  D1036	D1036	Perpustakaan Sekolah Pascasarjana	Tersedia

• Perpustakaan	Sekolah Pascasarjana
  Judul Seri	-
  No. Panggil	D1036
  Penerbit	: Bandung., 2006
  Deskripsi Fisik	-
  Bahasa	Indonesia
  ISBN/ISSN	-
  Klasifikasi	NONE
  Tipe Isi	-
  Tipe Media	-
  Tipe Pembawa	-
  Edisi	-
  Subyek	Herbisida Metolachlor Kedelai Yang Diberi Bahan Organik
  Info Detil Spesifik	-
  Pernyataan Tanggungjawab	-

• Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian bahan organik dan aplikasi herbisida pra tumbuh bervariasi dosis terhadap gulma, pertumbuhan dan hasil kedelai, serta menentukan pola persistensi. Telah dilakukan di lahan percobaan Pusat Penelitian dan Pengembangan PT Syngenta di Desa Balanggandu, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat dengan ketinggian tempat 17 meter dari permukaan laut dengan jenis tanah ordo Entisol, dimulai bulan Oktober 2003 sampai dengan April 2004.Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan petak-petak-terbagi dalam rancangan dasar acak kelompok lengkap. Sebagai faktor petak utama adalah sumber bahan organik yang terdiri dari : Bo (tanpa bahan organik), B1 (kompos jerami padi), B2 (pupuk kotoran sapi), dan B3 (kompos eceng gondok). Faktor anak petak adalah jenis herbisida yang tediri dari : H1 (metolachlor) dan H2 (oxyfluorfen) dan faktor anak anak-petak adalah dosis herbisida yang terdiri dari : D0 (Tanpa herbisida), D1 (1 kg ha-1 b.a.), D2 (2 kg ha-1 b.a.), dan D3 (3 kg ha-1 b.a.) Hasil penelitian menujukkan bahwa pemberian bahan organik, meningkatkan dosis aplikasi herbisida. Aplikasi herbisida oxyfluorfen lebih efektif untuk mengendalikan gulma dibandingkan dengan herbisida metolachlor pada tanah tanpa dan dengan pemberian bahan organik berbeda sumber. Pemberian pupuk kotoran sapi dan aplikasi herbisida oxyfluorfen dosis 1,5 kg b.a. ha-1, memberikan hasil tertinggi yaitu sebesar 2,16 ton ha-1. Pada tanah tanpa bahan organik herbisida oxyfluorfen lebih persisten daripada herbisida metolachlor, sedangkan pada tanah dengan bahan organik berbeda sumber herbisida metolachlor lebih persisten daripada herbisida oxyfluorfen. Semakin tinggi dosis aplikasi herbisida dan semakin besar nilai C/N bahan organik, semakin persisten herbisida tersebut di dalam tanah. Rata-rata waktu paruh (DT50) herbisida metolachlor berbagai dosis dalam tanah tanpa bahan organik, dengan pemberian kompos jerami padi, pupuk kotoran sapi dan kompos eceng gondok masing-masing adalah 15,7 hari, 48,9 hari, 29,5 hari dan 36,3 hari, sedangkan pada herbisida oxyfluorfen masing-masing sebesar 27,4 hari, 29,5 hari, 25,9 hari dan 26,2 hari. Tanah dengan bahan organik kompos jerami padi menunjukkan adsorbsi herbisida yang tertinggi diikuti kompos eceng gondok dan selanjutnya pupuk kotoran sapi. Aktifitas mikroorganisme yang diketahui dari nilai CO2 tidak dipengaruhi oleh jenis dan dosis herbisida, tetapi dipengaruhi oleh bahan organik yang diberikan. This research is aimed at producing the highest result of soybean plants by giving varied sources organic matters and the application of metolachlor and oxyfluorfen herbicides. as well as determination of persistence pattern. The research was conducted at the experiment ground of the Center of Research and Development of PT Syngenta in the Village of Balonggandu, the Sub-district of Jatisari, the District of Karawang, the Province of West Java; with height of 17 meters from the sea level and the soil classified into the order of Entisol. The research was conducted from October 2003 to April 2004. The experiment was conducted using the split-split-plot design in randomized completed block design. The main plot factors were the organic matters consisted of Bo (without organic matters), B1 (straw compost), B2 (cow manure fertilizer), and B3 (water-hyacinth compost). The sub-plot factors were the kinds of herbicides consisting of H1 (metolachlor) and H2 (oxyfluorfen) and the sub-sub plot factors were the varied herbicides doses consisting of Do (no herbicides), D1 (1 kg ha-1 b.a.), D2 (2 kg ha-1 b.a.), and D3 (3 kg ha-1 b.a.).The research showed that the use of organic matters increased the herbicide doses application. The application of the oxyfluorfen herbicide was more effective in controlling weeds than the metolachlor herbicide applied on the soil with and without the use of varied sources organic matters. The application of the cow manure fertilizer and the application of the oxyfluorfen herbicide with the dose of 1,5 kg ha-1 a.i. gave the highest result of 2,16 ton ha-1. For the soil without organic matters, the oxyfluorfen herbicide was more persistent than the metolachlor herbicide. Meanwhile, for the soil with varied sources organic matters, the metolachlor herbicide was more persistent than the oxyfluorfen herbicide. The higher the doses of the herbicides application and the higher the C/N ratio of the organic matters, the more persistent the herbicide in the soil. The average half-life (DT50) or the metolachlor herbicide of varied doses in the soil without organic matters, with the application of straw compost, cow manure fertilizer, and water-hyacinth compost were consecutively 15,7 days, 48,9 days, 29,5 days, and 36,3 days, while for the oxyfluorfen herbicide were consecutively 27,4 days, 29,5 days, 25,9 days, and 26,2 days. The higher the doses of the herbicides application, the more the herbicides adsorbed to the soil. The soil with the straw compost organic matters showed the highest herbicides adsorption followed by the water-hyacinth compost, cow manure fertilizer and without the organic matters. The activity of microorganism was visible from the score of the CO2 that was not influenced by the kinds and doses of the herbicides, but influenced by the organic matters given.

• Tidak tersedia versi lain

• Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.