Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Konservasi Sumberdaya Genetik Sapi Pasundan Di Jawa Barat


Tujuan penelitian ini adalah melakukan inventarisasi ternakdalam data kualitatif maupun kuantitatif, sebaran gen dan DNA,eksplorasi potensi wilayah ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    D4570D4570Perpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    D4570
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Tujuan penelitian ini adalah melakukan inventarisasi ternakdalam data kualitatif maupun kuantitatif, sebaran gen dan DNA,eksplorasi potensi wilayah basis populasi untuk mendapatkan wilayah konservasi dan pengembangansumber daya genetik, sertaidentifikasikonflik sosial sebagai pertimbangan dalam program konservasi. Penelitian dilaksanakan sejak April 2015 sampai Oktober 2016 di 11 kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Kuningan, Majalengka, Ciamis, Sumedang, Indramayu dan Purwakarta, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur dan Sukabumi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran populasi Sapi Pasundan dewasadi 11 wilayah memiliki karakteristik ukuran-ukuran tubuh yang sama (panjang badan dan tinggi badan) kecuali pada lingkar dada, populasi ternak di Ciamis, Tasikmalaya dan Kuningan memiliki perbedaan lingkar dada dengan wilayah lainnya. Populasi Sapi Pasundan di 11 wilayahdalam kondisi memenuhi keseimbangan populasi dengan dikontrol oleh gen-gen dalam alelAlbA, AlbB,dan AlbCberdasarkan marka protein albumin. Jarak genetik antar populasi Sapi Pasundan di 11 wilayah sangat dekat yaitu antara 0,04 -0,15, sedangkan jarak genetik antara Sapi Pasundan dengan Sapi Madura 0,098, Sapi Pasundan dengan Sapi Bali 0,056, dan Sapi Madura dengan Sapi Bali 0,084. Hasil analisis d-loop DNA Mitokondria menunjukkan adanyapohon genetik antara ketiga rumpun tersebut dan ditemukan haplotipe I sekuen G yangtelah diregistrasi dalam Genbank dengan nomor JQ 002668.1 sebagai bagian dari bangsa Bos sondaicus.Wilayah yang memiliki daya dukung dan nilai populasi efektifaman adalah Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Sukabumi, Kuningan dan Sumedang. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa pola pemuliaan dalam koridor konservasi dan pengembangan Sapi Pasundan menerapkangroup breeding system dimana BPPT Sapi Potong Cijeungjing sebagai nucleus herd dan VBC terpilih sebagai subnucleus herd secara sinergis akan membangun pemurnian dan pengembangan SDGT di Jawa Barat. Adapun wilayah pengembangan telah dipilih antara lain untuk wilayah pesisir selatan Jawa Barat terdiri dari Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur dan Sukabumi, sedangkan wilayah utara telah terpilih wilayah Sumedang dan Kuningan dengan catatan ada resolusi konflik struktural dengan menerapkan pola pemuliaan terbuka.

    Kata Kunci : Sapi Pasundan, Protein Albumin Darah, Geographic Information System, DNA Mitokondria, Konflik sosial, Konservasi Sumberdaya Genetik (SDGT)

    ABSTRACT
    The aims of the research are to inventory cattle qualitatively and quantitatively, gene and DNA distribution, exploration of potential region-based populations to obtain conservation areas and the development of genetic resources, and to identify social conflicts as the consideration in the conservation program. The research was conducted from April 2015 to October 2016 in eleven regencies in West Java, namely Kuningan, Majalengka, Ciamis, Sumedang, Indramayu, Purwakarta, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, and Sukabumi. The methods employed are qualitative and quantitative. The results of the research denote that adult Pasundan Cattle in the eleven regencies had the same body size (the length and height of the body) except the chest size. The cattle in Ciamis, Tasikmalaya and Kuningan had different chest sizes from those in other areas. The population of Pasundan Cattle in the eleven areas met the population balance controlled by genes of allele AlbA, AlbB, and AlbCwhich were based on albumen protein marks. The genetic distance of inter-population of Pasundan Cattle in these areas was very close, between 0.04-0.15 whereas the genetic distance between Pasundan Cattle and Madurese Cattle wa 0.098. The results of d-loop DNA Mithochondria analysis showed a genetic tree among the three families and the existence of haplotype I sequence G having been registered in Genbank number JQ 002668.1 as a part of Bos sondaicus family. The areas having carrying capacity and safe effective population value were Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Sukabumi, Kuningan and Sumedang. Based on the results of the research, it can be concluded that the breeding pattern in the conservation corridor of Pasundan Cattle applied group breeding system with BPPT Beef Cattle Cijeunjing as the nucleus herd and VBC as subnucleus herd synergically building purification and development of SDGT in West Java. The selected development areas were southern West Java consisting of Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur and Sukabumi whereas in the northern part were Sumedang and Kuningan on condition there was a resolution to structural conflicts by implementing an open breeding pattern.

    Keyword: Pasundan Cattle, Blood Albumen Protein, Geo
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi