Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

"Peran Atorvastatin Sebagai Protektor Otak Pada Pasien Cedera Otak Traumatik Sedang Ditinjau Dari Kadar Tissue Plasminogen Activator, Tumor Necrosis Factor Alpha Dan Laju Perbaikan Skor Gcs"


Cedera otak traumatik (COT) masih menjadi masalah morbiditas dan
mortalitas utama di dunia. Pasca COT, pasien yang selamat sering mengalami

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    D4598D4598Perpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    D4598
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Cedera otak traumatik (COT) masih menjadi masalah morbiditas dan
    mortalitas utama di dunia. Pasca COT, pasien yang selamat sering mengalami
    dengan gangguan kognitif dan intelektual, perubahan mood , tingkah laku dan
    Sindrom Distress Pascatrauma (SDPT). Prioritas penanganan adalah mencegah
    berkembangnya cedera otak sekunder yang dapat memperburuk outcome dengan
    cara melakukan proteksi otak. Salah satu teknik proteksi otak yaitu dengan
    menggunakan obat yang memiliki efek proteksi otak. Statin memiliki efek
    pleiotropik yang bersifat kolesterol-independen dengan efek yang potensial dalam
    tata laksana gangguan neurologis diantaranya mengurangi efek trombosis dan
    kaskade koagulasi dan antiinflamasi.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
    pengaruh pemberian atorvastatin 40 mg per oral terhadap kadar tPA dan TNF-α,
    serta laju perbaikan skor GCS pasien COT sedang. Metode: desain penelitian ini
    adalah uji klinis acak buta tunggal menggunakan atorvastatin 40 mg per oral via
    sonde selama 7 hari. Sebanyak 37 pasien COT sedang yang menjalani
    pembedahan dan sesuai kriteria inklusi diikutkan dalam penelitian dan dilakukan
    randomisasi, Tiga pasien dikeluarkan dari penelitian, karena gagal dalam proses
    pengambilan darah. Pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 3 kali: 0 jam,
    24 jam dan 72 jam pasca pemberian obat untuk diperiksa kadar tPA antigen, tPA
    activity dan TNF-α. Untuk menilai laju perbaikan skor GCS dilakukan observasi
    GCS selama 7 hari. Hasil penelitian ini dianalisa dengan uji two way repeated
    measure ANOVA: kadar tPA antigen awal tidak berbeda bermakna antara kedua
    kelompok (16,45 (4,32) ng/mL vs. 20,95 (4,32) ng/mL, p=0,467), begitu pula
    pada pengukuran 24 jam (16,97 (4,79) vs. 21,40 (4,79), p=0,519). Pada
    pengukuran 72 jam juga tidak berbeda bermakna (20,21 (4,60) vs. 15,78 ((4,60),
    p=0,501). Kadar tPA activity awal tidak berbeda bermakna antara kedua
    kelompok (0,74 (0,20; 9,87) ng/mL vs. 1,22 (0,20; 23,51) ng/mL, p=0,371). Kadar
    24 jam dan 72 jam juga tidak berbeda bermakna (0,84 (0,20; 27,030) ng/mL vs.
    0,79 (0,20; 31,62) ng/mL, p=0,929) dan (1,01 (0,20; 11,20) ng/mL vs. 0,57 (0,20;
    26,49) ng/mL, p=0,261). Pengukuran awal kadar TNF-α kedua kelompok tidak
    berbeda bermakna (7,01 (0,77) pg/mL vs. 5,55 (0,77) pg/mL, p=0,188). Demikian
    juga pada pengukuran 24 jam dan 72 jam (6,37 (0,72) pg/mL vs 5,47 (0,72)
    pg/mL, p=0,380) dan (6,49 (0,89) pg/mL vs. 6,17 (0,84) pg/mL, p=0,792). Pada
    Kurva Kaplan-Meier terlihat median survival kelompok atorvastatin mencapai
    skor GCS 15 pada 1 hari pasca pemberian obat dan pada hari ke 5 semua subyek
    sudah mencapai GCS 15, sementara pada kelompok plasebo median survival
    dicapai pada hari ke 3 dan tidak semua subyek mencapai skor GCS 15 hingga 7
    hari pengamatan. Hal ini bermakna secara statistik dengan nilai p = 0,001.
    Simpulan dari penelitian ini, atorvastatin tidak meningkatkan kadar tPA,
    atorvastatin tidak menurunkan kadar TNF-α. Atorvastatin terbukti mempercepat
    laju perbaikan skor GCS pasien COT sedang.

    Kata Kunci: atorvastatin, COT, laju perbaikan skor GCS, TNF-α, tPA,

    ABSTRACT
    Traumatic brain injury (TBI) still stands as a major morbidity and
    mortality problem in the world. After TBI, surviving patients will expressed
    cognitive and intellectual disturbances, mood and behaviour changes and Post
    Traumatic Distress Syndrome (PTDS). Priority of management is to prevent
    secondary brain injury after trauma which can make worst the outcome. Brain
    protection is a method to prevent secondary brain injury and neurofarmacologic
    is one technique to do brain protection Statin had a cholesterol-independent
    pleiotropic effect with potential effects in the management of neurological
    disorders such as reducing the effects of thrombosis, coagulation and antiinflammatory
    cascade. The aim of this study was to examine the effect of oral
    atorvastatin 40 mg toward levels of tPA, TNF-α, and the rate of improvement of
    GCS score of patients with moderate TBI. Method: design of this study was a
    single blind randomized clinical trial using atorvastatin 40 mg orally with NGT
    for 7 days. A total of 37 patients who met the eligibility criteria underwent
    surgery were included in the study. Three patients were excluded from the study
    due to failure in the blood-taking process. Blood sampling was performed 3 times:
    0, 24 and 72 hours post-drug administration to check antigen tPA levels, tPA
    activity and TNF-α. To assess the rate of improvement of GCS score, GCS
    observation was performed for 7 days. The results of this study were: baseline
    tPA antigen level between two groups were no significant difference (16.45 (4.32)
    ng mL vs. 20.95 (3.32) ng/mL, p=0.467). At 24 and 72 hours measurement were
    not significantly different (16.97 (4.79) ng/mL vs. 21.40 (4.79) ng/mL, p=0.519)
    and (20.21 (4.60) ng/mL vs. 15.78 (4.60) ng/mL, p=0.501). There were no
    significant different of tPA activity between two groups (0.74 (0.20; 9.87) ng/mL
    vs 1.22 (0.20; 23.51) ng/mL, p=0.371); (0.84 (0.20; 7.03) ng/mL vs 0.79 (0.20;
    31.62) ng/mL, p=0.929) and (1.01 (0.20; 11.20) ng/mL vs 0.57 (0.20; 26.49)
    ng/mL, p=0.261) respectively. There were no significant different of TNF-α level
    betweet two groups (7.01 (0.77) pg/mL vs. 5.55 (0.77) pg/mL, p=0.188); (6.37
    (0.72) pg/mL vs. 5.47 (0.72) pg/mL, p=0.380) and (6.49 (0.84) pg/mL vs. 6.17
    (0.84) pg/mL, p=0.792) respectively. Kaplan-Meier curve survival analysis
    showed that in the atorvastatin group median survival reached GCS score 15 on
    first day after atorvasvatin administration and on fifth day all subjects had
    achieved GCS 15, while in the placebo group median survival GCS score 15 was
    achieved on third day and not all subjects achieved a GCS score of 15 after 7
    days of observation (p=0.001). Conclusions of this study, atorvastatin 40 mg
    orally did not increased tPA levels, and atorvastatin did not decreased TNF-α
    levels. Adjunctive therapy of 40 mg atorvastatin proved to accelerate the
    improvement rate of GCS score in patients with moderate TBI.

    Keywords: atorvastatin, GCS score improvement rate, TBI, TNF-α, tPA.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi