Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Analisis Kadar Kafein Dalam Biji Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Setelah Proses Dekafeinasi Dalam Ekstrak Air Dengan Metode Kromatorafi Cair Kinerja Tinggi


Kopi dapat mencegah beberapa penyakit kronis diantaranya diabetes mellitus tipe 2, penyakit Parkinson, dan penyakit hati (sirosis and karsinoma ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01021151000017Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    3090
    Penerbit Fak. Farmasi Unpad : Sumedang.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    3090
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    NULL
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Kopi dapat mencegah beberapa penyakit kronis diantaranya diabetes mellitus tipe 2, penyakit Parkinson, dan penyakit hati (sirosis and karsinoma hepatoselular). Namun kopi juga memiliki kandungan kafein yang cukup tinggi, dimana kafein memiliki efek samping diantaranya dapat menyebabkan insomnia, iritasi lambung, peningkatan denyut jantung dan pernapasan, sakit kepala, gelisah, agitasi, nyeri dada, dan telinga berdenging. Sehingga perlu dilakukan dekafeinasi untuk menurunkan efek samping kafein. Dekafeinasi adalah pengurangan kadar kafein dari pelarut tertentu. Proses dekafeinasi dilakukan dengan menggunakan diklorometan. Penentuan kadar kafein dilakukan dengan KCKT menggunakan detektor UV 274 nm dan laju air 1,0 ml/menit. Kolom yang digunakan Enduro C-18G (250 x 4,6 mm) dengan perbandingan fase gerak metanol:air (37:63). Validasi metode dilakukan antara lain linieritas, akurasi, presisi, Limit Of Detection (LOD), dan Limit Of Quantification (LOQ). Kurva kalibrasi dengan rentang konsentrasi kafein 1 ppm hingga 200 ppm dengan koefisien korelasi sebesar 0,9985 dan relative standard deviation berdasarkan luas area sebesar 0,3289% serta berdasarkan waktu retensi sebesar 0,0935%. Hasil validasi kafein diperoleh dengan waktu retensi 6,36 menit. Nilai LOD yang diperoleh adalah 9 ppm dan LOQ adalah 28 ppm. Nilai % recovery kafein adalah 90,7235-102,8527%. Kadar kafein dalam kopi sebelum didekafeinasi secara berturut-turut dari Garut, Pangalengan, dan Tasikmalaya adalah 1,4558%, 1,5742%, dan 2,2823%. Kadar kafein setelah didekafeinasi secara berturut-turut dari Garut, Pangalengan, dan Tasikmalaya adalah 0,00002%, 0,0495%, dan 0,0097%.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi