Dekomposisi Sejarah Sengon (Paraserianthes Falcataria (L.) Nielsen ) Akibat Penimbunan Serasah Di Dalam tanah Dan Penambahan Arang Sekam Padi
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui laju dekomposisi, simpanan karbon
(C) dan simpanan nitrogen (N) serasah sengon yang ditimbun dan ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 01001140100133 630 Nur D/R.15.35 Perpustakaan Pusat (REF.15,35) Tersedia -
Perpustakaan Perpustakaan PusatJudul Seri -No. Panggil 630 Nur D/R.15.35Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung., 2014 Deskripsi Fisik xvi,;209 hlm,;29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 630 Nur DTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab NURUDIN -
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui laju dekomposisi, simpanan karbon
(C) dan simpanan nitrogen (N) serasah sengon yang ditimbun dan ditambahkan
arang sekam padi. Tujuan percobaan pertama adalah untuk mengetahui
pengaruh kedalaman penimbunan terhadap laju dekomposisi serasah. Percobaan
pertama dilaksanakan dengan menggunakan 2 faktor yang disusun dengan
rancangan petak terbagi. 500 g (471.48 g bobot kering ) serasah Sengon,
diberikan perlakukan penimbunan tanah dengan kedalaman 20; 40; 60 dan 80
cm (anak petak). Pengukuran parameter dilakukan pada hari inkubasi ke-3; 6;
9;12; 15 dan 21 (petak utama). Percobaan kedua dilaksanakan untuk menguji
pengaruh penambahan arang sekam padi dan kedalaman penimbunan tanah
terhadap laju dekomposisi, simpanan C dan simpanan N dari serasah daun
sengon yang ditimbun selama 120 hari pada musim hujan. Percobaan kedua
menggunakan 3 faktor yang disusun dalam rancangan petak-petak terbagi.
Serasah diberikan perlakukan penimbunan tanah dengan kedalaman 20,40, dan
80 cm (anak- anak petak) dan ditambahkan arang sekam padi dengan kadar 2,5
% dan 5 % (anak petak). Pengukuran parameter dilakukan pada hari inkubasi
ke-15; 30; 60; dan 120 (petak utama). Parameter yang diukur adalah suhu, pH,
bobot kering, laju dekomposisi, C-organik,N-total , CIN, C-A. Humat, C-A.
fulvat, C-Humin, respirasi dan emisi C02, N20 ClL. Hasil percobaan pertama,
kedalaman penimbunan mempengaruhi semua parameter yang diukur.
Kehilangan bobot kering terbanyak terjadi kedalarnan 20 cm. Laju dekomposisi
terendah terjadi pada kedalaman penguburan 80 cm dan serasah di atas
permukaan tanah. pH dan kadar air bertambah dengan pertambahan kedalaman .
penimbunan. Hasil percobaan kedua, suhu dan pH serasah yang ditimbun tanah
lebih tinggi dari serasah di permukaan tanah, dan menurun seiring dengan
kedalaman tanah dan peningkatan kadar arang. Kadar air serasah bertambah
seiring kedalaman dan kadar arang. Pada hari ke- 120, C-organik tertinggi
pada kedalaman 80 cm, arang sekam 5 % ( 43,24 % dari bobot kering 255,61 g)
dan si sa bobot kering tertinggi pada kedalaman 80 cm dengan arang sekam 2,5
% (279,86 g dengan kandungan C-organik 41,97 %). Laju dekomposisi
terendah pada kedalaman 80 cm, dan arang sekam 5 %. (hari ke -120). N-total
tanah meningkat seiring waktu inkubasi. Kedalaman tanah dan arang
menurunkan kehilangan C dan N. CIN turun dari 17 ke 12. A. fulvat dan A.
humat lebih banyak pada serasah di permukaan tanah. Kedalaman tanah dan
arang sekam mendukung pembentukan humin, A. fulvat dan A. humat. Pada
kondisi aerob, respirasi C02 dan N20 meningkat seiri_ng kedalaman. Pada
kondisi kurang aerob, respirasi C02 dan N20 turun seiring dengan kedalaman.
Respirasi ClL terjadi setelah hari ke-60. Emisi gas C02, N20 dan CH4 berasal
dari serasah dan tanah. -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.