Detail Cantuman

Image of Etnoekologi hutan mangrove pada masyarakat supiori sebagai landasan penyusunan model kelembagaan dalam pengelolaan hutan berkelanjutan di kab. Supiori Papua

 

Etnoekologi hutan mangrove pada masyarakat supiori sebagai landasan penyusunan model kelembagaan dalam pengelolaan hutan berkelanjutan di kab. Supiori Papua


ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang etnoekologi hutan mangrove pada
masyarakat Supiori Papua dari bulan Juli sampai ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001120100298572 War e/14.49Perpustakaan Pusat (REF.14.49)Tersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    572 War e/14.49
    Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xviii,;223 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    572
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK

    Telah dilakukan penelitian tentang etnoekologi hutan mangrove pada
    masyarakat Supiori Papua dari bulan Juli sampai Desember 2010 pada empat
    lokasi yaitu Kampung Rayori Distrik Kepulauan Aruri; Kampung Ababiaidi,
    Distrik Supiori Selatan; Kampung Waryei, Distrik Supiori Barat; dan Kampung
    Wafor Distrik Supiori Timur Kabupaten Supiori.

    Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui kondisi hutan mangrove di
    Kabupaten Supiori; (2) mengetahui dan memahami pengetahuan etnoekologi
    hutan mangrove pada masyarakat Supiori; (3) menetahui dan memahami bentuk­
    bentuk pemanfaatan secara ekologis, sosial ekonomi dan budaya hutan mangrove
    pada masyarakat Supiori; (4) mengetahui dan memahami persepsi masyarakat
    Supiori terhadap hutan mangrove dan pengelolaannya; (5) mengusulkan model
    kelembagaan pengelolaan hutan mangrove secara berkelanjutan sesuai dengan
    etnoekologi masyarakat Supiori yang diperkuat dengan peraturan dan perundang­
    undangan yang berlaku.

    Metode penelitian, dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu
    pendekatan ekologilbiologi dan pendekatan sosial antropologis. Hasil penelitian
    menunjukkan bahwa (1) kondisi hutan mangrove di Kabupaten Supiori
    mempunyai nilai kerapatan dan nilai keragaman yang berada pada katergori
    jarang dan sedang; (2) Masyarakat Supiori dapat mengenal sebanyak 29 jenis
    tumbuhan mangrove dan secara tradisional membagi hutan mangrove ke dalam 3
    (tiga) zonasi, yaitu: kor bar wandari, kor bar fadu, dan kor bar bande/banderi.
    (3) Terdapat beberapa bentuk Fungsi ekologi dan Manfaat sosial ekonomi dan
    budaya hutan mangrove pada masyarakat Supiori, antara lain: fungsi ekologi,
    yaitu sebagai habitat satwa liar, pencegah angin taufan, dan abrasi. Manfaat sosial
    ekonomi yaitu sebagai sumber bahan bangunan, sumber kayu bakar, sumber
    bahan obat, sumber pemanfataan lainnya serta pemanfaatan satwa liar. Manfaat
    sosial budaya seperti konsep faknik yang berkaitan pemanfaatan keanekaragaman
    hayati. (4) Sebanyak 67,46% responden memberikan nilai persepsi baik dan 32,
    54% memberikan nilai persepsi sangat baik terhadap pengetahuan, manfaat, dan
    nilai-nilai kearifan lokal dalam pengelolaan hutan mangrove; (5) Penggabungan

    VI

    pengelolaan tradisonal dikombinasikan dengan pengelolaan modem merupakan
    model yang diusulkan sebagai landasan penyusunan kelembagaan pengelolaan
    hutan mangrove berkelanjutan di Kabupaten Supiori.

    ,
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi