Detail Cantuman

No image available for this title

Skripsi  

TINJAUAN HUKUM MENGENAI KEDUDUKAN UANG BELANJA (UANG PANAI’) PADA PERKAWINAN MASYARAKAT ADAT MAKASSAR DIHUBUNGKAN DENGAN HUKUM ADAT DAN HUKUM ISLAM


Pelaksanaan pemberian uang belanja (uang panai’) adalah salah satu tradisi
pada perkawinan masyarakat adat Makassar yang menimbulkan pro dan ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    136/2017136/2017Perpustakaan Mochtar Kusumaatmadja FH UnpadTersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Hukum
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    136/2017
    Penerbit Fakultas Hukum UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiii, 114 hal, 30 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    136/2017
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pelaksanaan pemberian uang belanja (uang panai’) adalah salah satu tradisi
    pada perkawinan masyarakat adat Makassar yang menimbulkan pro dan kontra.
    Pendapat yang pro menyatakan bahwa pemberian uang belanja (uang panai’)
    menjadi bukti kesungguhan calon mempelai pria kepada wanita yang dicintainya.
    Pendapat yang tidak setuju menganggap bahwa uang belanja (uang panai’)
    hanyalah sebagai gengsi sosial yang ada dalam masyarakat. Tujuan dari penulisan
    ini adalah untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas dan pasti mengenai
    kedudukan uang belanja (uang panai’) pada perkawinan masyarakat adat
    Makassar dan mendapatkan kepastian mengenai akibat hukum dari perkawinan
    masyarakat adat Makassar yang melewatkan proses pemberian uang belanja (uang
    panai’) yang dihubungkan dengan hukum adat dan hukum Islam.
    Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif
    analitis, yaitu menuliskan fakta dan memperoleh gambaran menyeluruh mengenai
    perkawinan masyarakat adat Makassar dihubungkan dengan hukum adat dan
    hukum Islam. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu
    penelitian hukum kepustakaan, yaitu menelusuri, mengkaji, dan meneliti data
    sekunder yang berkaitan dengan materi penelitian ini berupa bahan hukum primer,
    bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Metode analisa yang digunakan
    adalah yuridis kualitatif.
    Kedudukan uang belanja (uang panai’) pada perkawinan masyarakat adat
    Makassar menurut hukum adat ialah uang wajib yang harus diserahkan oleh calon
    mempelai laki-laki kepada calon mempelai perempuan dan menurut hukum Islam
    ialah sebagai pemberian (hadiah) dari calon mempelai laki-laki kepada calon
    mempelai perempuan. Akibat hukum secara adat jika pihak laki-laki melewatkan
    proses pemberian uang belanja (uang panai’) maka akan mendapat sanksi sosial
    dari masyarakat dan menurut hukum Islam tidaklah menjadi masalah karena uang
    belanja (uang panai’) bukanlah termasuk syarat sah dalam perkawinan.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi