Detail Cantuman

Image of Faktor-faktor risiko dan pencetus pada kejadian serangan penyakit jantung koroner di instalasi gawat darurat RS. Immanuel Bandung

 

Faktor-faktor risiko dan pencetus pada kejadian serangan penyakit jantung koroner di instalasi gawat darurat RS. Immanuel Bandung


Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit pada arteri koronaria dimana
terjadi penyempitan atau sumbatan pada arteri koronaria yang ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001110700125610.736 9 Mul f/R.22.280Perpustakaan Pusat (REF.280)Tersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    610.736 9 Mul f/R.22.280
    Penerbit MAGISTER KEPERAWATAN UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xvi,;121 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    610.736 9 Mul f
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit pada arteri koronaria dimana
    terjadi penyempitan atau sumbatan pada arteri koronaria yang sering kali
    disebabkan karena proses aterosklerosis. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun
    2007 diperkirakan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di dunia
    meningkat menjadi 20 juta pada tahun 2015. Faktor risiko seseorang menderita PJK
    ditentukan melalui dua atau lebih faktor risiko. Faktor yang tidak dapat dikendalikan dan
    faktor yang dapat dikendalikan diantaranya penyakit penyerta. Faktor peneetus seperti
    kerja fisik, stres emosional, dan penyakit medis dapat diidentifikasi.

    Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko dan faktor
    pencetus pada kejadian serangan PJK di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
    lmmanuel Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain
    penelitian analitic-corelational. Jumlah sampel penelitian 90 responden, dengan
    teknik pengambilan menggunakan consecutive sampling. Instrument yang
    digunakan adalah GPAQ (Global Physical Activity Quetionnaairre) dan DASS 21
    (Depression Anxiety Stress Scale). Data dianalisis menggunakan multivariate
    dengan regresi logistik.

    Hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan antara faktor peneetus stress (p
    0,020), anxiety (p 0,005) dengan kejadian serangan PJK. Pada variabel faktor
    risiko: penyakit penyerta DM, hiperkolesterol, hipertrigliserida dan hipertensi
    tidak terdapat hubungan yang signifikan. Hasil uji multivariat menunjukkan pada
    faktor peneetus tidak ada yang berhubungan (p> 0,05), dan pada faktor risiko:
    hiperkolesterol (p 0,010), hipertrigliserida (p 0,021)

    Simpulan penelitian ini adalah faktor stres dan anxiety seeara bivariat
    memiliki hubungan dengan kejadian serangan PJK. Melalui uji multivariat, tidak
    didapatkan faktor peneetus yang dominan dengan kejadian serangan PJK. Faktor
    risiko yang paling dominan adalah hiperkolesterolemia dengan p 0,010 dan OR
    6,569. Disimpulkan orang yang memiliki hiperkolesterolemia memiliki risiko
    kejadian serangan PJK 6,569 kali dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki
    hiperkolesterolem ia.

    Saran pada pelaksanaan asuhan keperawatan perawat perlu meningkatkan
    Asuhan Keperawatan pada pasien PJK seeara holistik termasuk kondisi stres dan
    anxiety. Perawat dapat memodifikasi faktor yang dapat dieegah pada PJK, dengan
    memberikan pendidikan kesehatan tentang faktor risiko hiperkolesterolemia dan
    stress emosi: keeemasan untuk meneegah kejadian serangan berulang.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi