Detail Cantuman

No image available for this title

Skripsi  

Permasalahan Keterlibatan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Konflik Perbatasan Kuil Preah Vihear antara Kamboja dan Thailand


Penelitian ini mencoba menjelaskan mengapa ASEAN tidak dapat melakukan penyelesaian konflik perbatasan Kuil Preah Vihear antara Kamboja dan Thailand. ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    170210140009327 MUH 1/2019Perpustakaan Fisip Unpad (Rak 2)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    327 MUH 1/2019
    Penerbit FISIP Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiii, 105 hlm., 29,7 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    327
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Penelitian ini mencoba menjelaskan mengapa ASEAN tidak dapat melakukan penyelesaian konflik perbatasan Kuil Preah Vihear antara Kamboja dan Thailand. Kuil Preah Vihear adalah sebuah kuil kerajaan Khmer yang terletak tepat di antara Kamboja dan Thailand. Kondisi ini yang kemudian memunculkan sengketa antara kedua negara. Konflik persenjataanpun tidak dapat dihindari dikawasan Kuil Preah Vihear. Kamboja mencoba untuk menyelesaikan permasalahan ini di International Court of Justice pada tahun 1962. Melihat masih adanya upaya Thailand untuk mengklaim wilayah tersebut membuat konflik ini tidak terhentikan. Pada tahun 2011 Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) sebagai organisasi kawasan yang menaungi kedua negara tersebut ikut terlibat dalam upaya penyelesaian konflik ini. Penelitian ini menggunakan tiga buah konsep dari Enuka dan Nwagbo (2016:21-22) yang menjelaskan bahwa organisasi internasional kawasan mampu menyelesaikan konflik antar negara anggota karena adanya tiga hal berikut: Greater Consensus in the Organization, Greater Support from the Disputants, Heightened Chances for Conflict Resolution. Selain itu, peneliti juga melihat manajemen konflik apa yang digunakan oleh ASEAN melalui empat pendekatan oleh Butler (2009:14): Threat-based, Detterence-based, Adjudicatory, Accomodist. Dalam penelitian ini, peneliti turut memperlihatkan mekanisme yang digunakan oleh ASEAN dalam menyelesaikan konflik ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam penyelesain konflik ini, ASEAN tidak dapat mencapai konsensus bersama dalam mengupayakan penyelesaian konflik melalui jalur organisasi kawasan, selain itu tidak adanya dukungan dari pihak yang bersengketa membuat tidak adanya peluang ASEAN untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dalam penyelesaiannya, ASEAN lebih memilih menggunakan pendekatan manajemen konflik accomodist yaitu melalui jalur mediasi. Adapun mekanisme penyelesaian konflik dilakukan melalui pertemuan bilateral, bantuan mediasi, hingga berujung di KTT Asean sebagai pengambil keputusan tertinggi di ASEAN. Walaupun demikian ASEAN tidak dapat menyelesaikan permasalahan antara Kamboja dan Thailand ini.

    Kata kunci : ASEAN, Konflik Perbatasan, Kuil Preah Vihear, Kamboja, Thailand, ICJ, Penyelesaian Konflik, Manajemen Konflik.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi