Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Seri Farmasi Industri-1: Pengembangan Sediaan Farmasi


ISI
Bab 1 Preformulasi obat 8
1.1 Sifat fisikokimia 9
1.2 Sifat fisika obat padat 10
1.3 Polimorfisme 10
1.4 ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01021080500450Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    615.18-5 Ago S
    Penerbit ITB : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    16a, 440 hal. Ilus. ; 25 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    978-979-1344-29-6
    Klasifikasi
    615.18-5 Ago S
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    NULL
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ISI
    Bab 1 Preformulasi obat 8
    1.1 Sifat fisikokimia 9
    1.2 Sifat fisika obat padat 10
    1.3 Polimorfisme 10
    1.4 Solvat 11
    1.5 Produksi partikel halus dan karakteristik 11
    1.6 Stabilitas kimia 12
    1.7 Penguratan kimia dalam larutan air 12
    1.8 Hidrolisis 12
    1.9 Oksidasi 13
    1.10 Fotolisis 13
    1.11 Penguraian kimia dalam keadaan padat 13
    1.12 Penapisan interaksi obat-eksipien untuk formulasi 17
    1.13 Interpretasi 17

    Bab 2 Rancangan bentuk sediaan 20
    2.1 Pendekatan fisikokimia 20
    2.2 Pendekatan formulasi 22
    2.3 Pendekatan prodrug 23
    2.4 Pendekatan melalui alat 23
    2.5 Rute pemberian obat alternatif 24
    2.6 Bentuk sediaan nonparenteral 24
    2.7 Bentuk sediaan parenteral 27

    Bab 3 eksipien farmasetik 30
    3.1 Lipid 30
    3.2 Surfaktan 33
    3.3 Polimer untuk kedokteran dan farmasi 42
    3.4 Sifat polimer 43
    3.5 Aplikasi umum polimer dalam formulasi 44
    3.6 Harmonisasi kompedia 44

    Bab 4 Teknologi penutup rasa sediaan oral 48
    4.1 Pemanis alam 49
    4.2 Peningkat dan potensial flavor 49
    4.3 Beberapa pendekatan penutupan rasa 55

    Bab 5 Bahan pewarna sediaan farmasi 59
    5.1 Kebutuhan pewarnaan di farmasi 59
    5.2 Aspek peraturan perundang-undangan 59
    5.3 Sifat pewarnaan beberapa sediaan farmasi 62
    5.4 Sifat dan aplikasi pewarna 65
    5.5 Penggunaan zat warna di Indonesia 67

    Bab 6 Pengawetan produk farmasi 69
    6.1 Faktor yang mempengaruhi kerusakan sediaan farmasi oleh mikroba 69
    6.2 Pengawet kimia dalam sediaan farmasi 72
    6.3 Pengembangan sistem pengawet 74
    6.4 Pengaruh temperatur 75
    6.5 Eksponen konsentrasi 76
    6.6 Kecepatan kerja 76
    6.7 Stabilitas dan volatilas 77
    6.8 Toksisitas 77
    6.9 Warna, bau, rasa, dan biaya 77
    6.10 Cara kerja pengawet 77
    6.11 Ketersediaan pengawet dalam sistem farmasetik 78
    6.12 Kelarutan 79
    6.13 Solubilisasi 79
    6.14 Pengawetan emulsi 80
    6.15 Adsorpsi oleh padatan 80
    6.16 Interaksi dengan komponen formulasi lain 81
    6.17 Interaksi dengan kemasan dan menutup kemasan 82
    6.18 Pemilihan pengawet 83

    Bab 7 Formulasi sediaan likuid oral 84
    7.1 Pendahuluan 84
    7.2 Sediaan larutan oral 85
    7.3 Desain dna formulasi 86
    7.4 Kelarutan (solubilitas) 86
    7.5 Teknik solubilisasi 92
    7.6 Stabilitas 95
    7.7 Bahan tambahan formulasi 96
    7.8 Manufaktur 98
    7.9 Solubilisasi dengan kosolven 101
    7.10 Efek biologi dari kosolven 101
    7.11 Efek kosolven pada stabilitas fisika dan kimia obat 102
    7.12 Sistem larutan 105
    7.13 Sistem dispersi 108
    7.14 Suspensi farmasetik oral 119
    7.15 Emulsi farmasetik oral 119
    7.16 pembentukan emulsi 121
    7.17 Interaksi komponen 121
    7.18 Diagram fasa 122
    7.19 Tipe emulsi dan karakteristik 123
    7.20 Pertimbangan dalam memformulasi sediaan likuida 130
    Bab 8 Sediaan parenteral volume besar (LVP) 140
    8.1 Larutan LVP untuk penyuntikan i.v. 140
    8.2 Sterilitas 141
    8.3 Nonpirogenik 141
    8.4 Partikel partikulat 141
    8.5 Kemasan 142
    8.6 Persyaratan volume 142
    8.7 Kelebihan pengisian 142
    8.8 Tonisitas 143
    8.9 Sistem pengemasan 143
    8.10 Penggunaan klinik LVP 143
    8.11 Larutan volume besar tidak diberikan secara i.v. 146
    Bab 9 Sediaan Parenteral volume kecil (SVP) 149
    9.1 Penggunaan utama SVP 149
    9.2 Formulasi 150
    9.3 Masalah besar dari suspensi SVP 153
    9.4 Komponen formulasi 154
    9.5 Karakteristik dasar SVP 157
    9.6 Panduan dalam memformulasi sediaan injeksi 165
    Bab 10 Sediaan semisolida 171
    10.1 Sistem hidrokarbon 171
    10.2 Sistem emulsi 174
    10.3 Emulsi air dalam minyak 179
    10.4 Mikroemulsi 180
    10.5 Sistem larut air 182
    10.6 Gel
    10.7 Panduan dalam memformulasi sediaan semisolida 184
    Bab 11 Sediaan tablet 192
    11.1 Preformulasi 193
    11.2 Solubilitas dan permeabilitas bahan aktif (berkhasiat) 196
    11.3 Penelitian kompatibilitas obat-eksipien 197
    11.4 Evaluasi smapel uji 197
    11.5 Eksipien formulasi tablet 197
    11.6 Eksipien untuk kempa/cetak langsung 198
    11.7 Pengisi, pengikat, dan desintegran untuk kempa langsung 199
    11.8 Eksipien untuk granulasi basah 206
    11.9 Eksipien untuk granulasi kering 211
    11.10 Desain formulasi 211
    11.11 Tahap pengembangan produk 211
    11.12 Biofarmasetika 215
    11.13 Efek proses manufaktur dna formulasi 216
    11.14 Komunisi 217
    11.15 Faktor yang mempengaruhi komunisi 218
    11.16 Pencampuran (mixing) 219
    11.17 Pencampuran padat 220
    11.18 Mekanisme mixing dan demixing 222
    11.19 Granulasi 222
    11.20 Teknologi granulasi basah 232
    11.21 Panduan dalam memformulasi sediaan padat kempa 236
    Bab 12 Sediaan pelet 261
    12.1 Formulasi 261
    12.2 Pelapisan 262
    12.3 Ekstrusi 266
    12.4 Sferonisasi 269
    Bab 13 Sediaan tablet kunyah dan lozenges 273
    13.1 Aplikasi 273
    13.2 Pertimbangan formulasi 274
    13.3 Flavoring 278
    13.4 Chewability 278
    13.5 Pewarnaan 278
    13.6 Kekerasan dan kerapuhan 279
    13.7 Eksipien 279
    13.8 Evaluasi 281
    13.9 Lozenges 282
    Bab 14 Pengujian sediaan tablet 286
    14.1 Kontrol berat 286
    14.2 assay 287
    14.3 Keseragaman kandungan 288
    14.4 Diameter 288
    14.5 Disinetegrasi 289
    14.6 Sifat-sifat nonkompedial 290
    14.7 Panduan pengujian tablet 294
    Bab 15 Sediaan serbuk dna tablet efervesen 303
    15.1 Serbuk sebagai bentuk sediaan 303
    15.2 Efervesen farmasetik 304
    15.3 Formulasi 309
    15.4 Stabilitas 312
    15.5 Proses 313
    15.6 Kemasan 315
    Bab 16 Kapsul gelatin keras 316
    16.1 Bahan baku 316
    16.2 Standar kapsul kosong 317
    16.3 Pengisisan serbuk 319
    16.4 Pengisian padatan kering 319
    16.5 Kandungan multipel (partikel, pelet) 319
    16.6 Pengisian cairan 319
    16.7 Pelepasan obat 319
    16.8 Panduan dalam memformulasi sediaan padat nonkempa 320
    Bab 17 Kapsul gelatin lunak (soft gelatin) 330
    17.1 Strategi formulasi 330
    17.2 Penentuan ukuran 332
    17.3 Manufaktur 334
    17.4 Validasi 334
    17.5 Formulasi 335
    Bab 18 Sediaan supositoria dan ovula 337
    18.1 Pembuatan supositoria dan ovula 337
    18.2 Basis supositoria dan ovula 337
    18.3 Pemilihan basis supositoria dna ovula 343
    18.4 Formulasi supositoria 344
    18.5 Supositoria untuk efek sistemik 344
    18.6 Supositoria untuk efek lokal 345
    18.7 Pelincir cetakan 346
    18.8 Manufaktur supositoria 348
    18.9 Pengujian supositoria 350
    Bab 19 Sediaan erosol 353
    19.1 Erosol farmasetik 353
    19.2 Komponen erosol 355
    19.3 Seleksi komponen 367
    19.4 Manufaktur erosol farmasi 368
    19.5 Prosedur manufaktur erosol 370
    19.6 Kontrol kualitas erosol farmasi 370
    19.7 Pengujian erosol farmasi 373
    Bab 20 Pengujian disolusi 376
    20.1 Kondisi sinki 376
    20.2 Faktor yang mempengaruhi pengujian disolusi 377
    20.3 Panduan uji disolusi sediaan oral padat 381
    Bab 21 Pengembangan formulasi obat produk bioteknologi 385
    21.1 Pengembangan formulasi 400
    21.2 sistem pengantaran obat 409
    Bab 22 Biofarmasetika 416
    22.1 Ketersediaan hayati 417
    22.2 Faktor kritik dalam merancang sediaan farmasi 428
    22.3 Panduan untuk industri dalam melakukan pengujian BA/BE 429
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi