Detail Cantuman

Image of Kehidupan sosial ekonomi buruh di tanah partikelir pamanukan dan clasem(1910-1969)

Text  

Kehidupan sosial ekonomi buruh di tanah partikelir pamanukan dan clasem(1910-1969)


Penelitian ini bertujuan menjelaskan dinamika kehidupan buruh di tanah
partikelir Pamanukan dan Ciasem dalam kurun waktu 1910-1969. Buruh

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    010011207001399.8 5 ima k/R.18.247Perpustakaan Pusat (REF.18.247)Tersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    99.8 5 ima k/R.18.247
    Penerbit Magister Psikologi : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiv, 221 hlm. ; il. ; 29 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    99.8 5 ima k
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Penelitian ini bertujuan menjelaskan dinamika kehidupan buruh di tanah
    partikelir Pamanukan dan Ciasem dalam kurun waktu 1910-1969. Buruh
    merupakan faktor produksi yang penting dalam perkembangan industri
    perkebunan, yang bekerja mulai dari penggarapan tanah, penanaman,
    pemeliharaan, dan penuaian. Selain itu, buruh juga bekerja dalam proses
    pengolahan bahan mentah di pabrik. Buruh perkebunan adalah para petani yang
    bertransformasi menjadi buruh. Perubahan dari petani menjadi buruh tidak
    sernata-mata karena faktor akses pemilikan tanah, tetapi juga disebabkan oleh
    terjadinya diferensiasi sosiaL Dalam penelitian ini kehidupan buruh dipandang
    dari dua arah, yaitu bagaimana secara ekstemal sistem politik menciptakan satu
    situasi yang mengubah kehidupan buruh, dan secara internal bagaimana buruh
    merespon dan mengadaptasi kondisi di luar dirinya.

    Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat
    tahapan kerja, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dalam
    penelitian ini digunakan pula konsep dan teori dari sosiologi dan antropologi
    politik.

    Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kehidupan buruh di tanah partikelir
    Pamanukan dan Ciasem berjalan secara statis, bahkan pada masa kolonial
    kehidupan para buruh dapat dikatakan sangat memprihatinkan. Dari masa kolonial
    hingga setelah kemerdekaan, pihak perkebunan (tuan tanah) secara sistemik
    menciptakan kondisi yang membuat para buruh senantiasa bergantung pada
    mereka. Pihak perkebunan mengikat para buruh agar tidak meninggalkan tempat
    mereka bekerja. Dalam situasi seperti inilah terjadi hubungan yang tidak seimbang
    antara buruh dan tuan tanah.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi