Detail Cantuman

Image of Transgresi seksual dalam tiga novel karya Motinggo Busye: Kajian new historicism

Text  

Transgresi seksual dalam tiga novel karya Motinggo Busye: Kajian new historicism


ABSTRAK
Dalam penelitian ini dibahas bentuk-bentuk transgresi seksual yang terdapat dalam tiga novel
karya Motinggo Busye, yaitu Para ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    010030008463800 Fer tPerpustakaan Pusat (Reference kls. 800)Tersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    800 Fer t
    Penerbit Pascasarjana FIB Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiv., 122 hlm.: ill.; 29 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    180120120015
    Klasifikasi
    800 Fer t
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    Referece
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Dalam penelitian ini dibahas bentuk-bentuk transgresi seksual yang terdapat dalam tiga novel
    karya Motinggo Busye, yaitu Para Penebus Dosa (1969), Cross Mama (1966), dan KekasihKekasih
    Gelap (1976). Ketiga novel tersebut ditulis pada periode awal pemerintahan Orde Baru.
    Penelitian ini dilakukan menggunakan teori New Historicism yang dikemukakan oleh Stephen
    Greenblatt dengan mempertimbangkan berbagai konteks kultural yang muncul di sekitar novel.
    Dari hasil penelitian ditemukan lima bentuk transgresi seksual, yaitu desakralisasi lembaga
    pernikahan melalui hubungan seksual ekstra-marital, hubungan cougar, aktivitas gigolo, mitra
    seksual yang dimiliki oleh tokoh perempuan lebih dari dua orang, dan tindak transgresi
    dilakukan oleh perempuan yang memiliki penghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan lakilaki.
    Transgresi ini menimbulkan persoalan pornografi pada tahun 1970-an. Walaupun para
    tokoh melakukan tindak transgresi, ketiga novel memiliki kecenderungan patriarkal dengan
    memberikan hukuman kepada tokoh perempuan yang melakukan tindak transgresi, pemujaan
    terhadap mitos keperawanan dan gambaran perempuan sebagai objek seksual. Hasil penelitian
    juga menunjukkan bahwa novel menjadi arena penguatan stereotip maskulin melalui aktivitas
    seksual laki-laki yang digambarkan sebagai ranah kejantanan, kekuasaan, dan dominasi laki-laki.
    Selain itu, ditemukan pula adanya kesamaan cara pandang kecenderungan ketiga novel yang
    patriarkal dengan berbagai produk budaya massa kala itu. Hal tersebut turut membangun
    gambaran mengenai sosok ideal laki-laki masa itu yang memiliki ciri-ciri aktif secara seksual
    dengan banyak perempuan, memiliki tubuh berotot dan wajah yang tampan, serta ditunjang
    dengan kemampuan finansial.
    Kata Kunci: Busye, New Historicism, Orde Baru, Seksualitas
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi