Detail Cantuman

No image available for this title

Skripsi  

KORELASI TINGGI BIBIR ATAS DENGAN TINGGI GIGI KANINUS ATAS PADA RAS DEUTRO MELAYU UNTUK APLIKASI CRANIOFACIAL RECONSTRUCTION (CFR)


Pendahuluan: Rekonstruksi kraniofasial adalah teknik yang digunakan untuk membentuk kembali wajah pada tulang tengkorak agar dapat diidentifikasi ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    For1 - 49294929 614.1 Put KJatinangor (Forensik)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Kedokteran Gigi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    614.1 Put K
    Penerbit FKG Unpad : FKG UNPAD JATINANGOR.,
    Deskripsi Fisik
    xiv, 65 hlm; ilus,; 21 X 30 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    160110160099
    Klasifikasi
    614.1
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pendahuluan: Rekonstruksi kraniofasial adalah teknik yang digunakan untuk membentuk kembali wajah pada tulang tengkorak agar dapat diidentifikasi secara individu. Teknik ini paling banyak digunakan pada identifikasi forensik dan arkeologi untuk membuat wajah dari manusia jaman dahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara tinggi bibir atas dengan gigi kaninus atas. Metode: Jenis penelitian ini adalah studi analitik korelasi pada sampel Ras Deutero Melayu di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Populasi dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu keturunan Ras Deutro Melayu, berusia minimal 18 tahun, memiliki gigi kaninus lengkap, dan tanpa kelainan pada bibir atas, dan kriteria ekslusi yaitu terdapat karies dan anomali pada insisal gigi kaninus, memiliki riwayat perawatan ortodontik baik cekat maupun lepasan, memiliki riwayat prosedur bedah kosmetik pada bibir. Sampel yang didapat sebanyak 121 orang, yang dilakukan pengkuran kaliper digital pada tinggi bibir dan tinggi gigi kaninus atas. Hasil pengukuran dianalisis menggunakan korelasi Pearson. Hasil: Analisi korelasi menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang signfikan antara tinggi bibir atas dengan gigi kaninus atas baik pada sampel laki-laki maupun perempuan dengan nilai p value sebesar 0,741 dan 0,788 pada laki-laki, 0,455 dan 0,129 pada perempuan serta 0,222 dan 0,135 pada campuran Pembahasan: Hasil analisis korelasi Pearson menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi antara tinggi bibir dan tinggi gigi kaninus atas namun hasil statistik deskriptif penelitian ini dapat diaplikasikan pada rekonstruksi bibir individu dari Ras Deutro Melayu. Simpulan: Tidak terdapat korelasi antara tinggi bibir atas dengan tinggi gigi kaninus atas
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi