Thesis
Penetapan diagnosis gangguan sendi temporomandibula berdasarkan DC/TMD pada mantan penyalahguna methamphetamine di Lapas Perempuan Bandung
netapan Diagnosis Gangguan Sendi Temporomandibula Berdasarkan
DC/TMD pada Mantan Penyalahguna Methamphetamine di Lapas
Perempuan ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan Th-957 957 617.69 Wij P Sekeloa (Prostodonsia) Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan -
Perpustakaan Fakultas Kedokteran GigiJudul Seri -No. Panggil 617.69 Wij PPenerbit PPDGS Prostodonsia Unpad : FKG Sekeloa Unpad., 2022 Deskripsi Fisik xii, 86 hlm; ilus; 21x30cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN 160221190007Klasifikasi 617.69Tipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab Sani Kusuma Wijaya ( Author ) -
netapan Diagnosis Gangguan Sendi Temporomandibula Berdasarkan
DC/TMD pada Mantan Penyalahguna Methamphetamine di Lapas
Perempuan Bandung – Sani Kusuma Wijaya – 16022119007
ABSTRAK
Pendahuluan: Prevalensi gangguan sendi temporomandibula 1,5-2 kali lebih
banyak pada perempuan dibanding laki-laki serta etiologinya komplek dan
multifaktor. Perempuan dengan riwayat penyalahguna methamphetamine yang
menjalani hukuman di dalam Lapas menghadapi masalah psikologis dan fisik.
Masalah ini meningkat seiring bertambah lamanya riwayat penyalahgunaan, yang
berkaitan dengan pembebanan berlebih dan berkelanjutan pada aktivitas sendi
temporomandibula dan otot mastikasi, dan menjadi etiologi gangguan sendi
temporomandibula.
Tujuan: Untuk memperoleh informasi mengenai diagnosis gangguan sendi
temporomandibula berdasarkan DC/TMD pada mantan penyalahguna
methamphetamine di Lapas Perempuan Bandung
Metode: Penelitian ini dilakukan pada 124 orang subyek penelitian narapidana
perempuan mantan penyalahguna methamphetamine, berusia 19–61 tahun di Lapas
Perempuan Kelas IIA Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah
observasi deskriptif dan penegakan diagnosis gangguan sendi temporomandibula
menggunakan DC/TMD Aksis I dan II.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan DC/TMD Aksis I,
Gangguan intra artikular paling banyak adalah Disc Displacement with Reduction
(DDWR), diikuti dengan Degenerative Joint Disease. Pada gangguan nyeri, paling
banyak adalah arthralgia, diikuti dengan: myalgia, myofascial pain with referral
dan headache attributed to TMD. Pada aksis I, hanya 10,48% subyek penelitian
tanpa diagnosis gangguan nyeri dan intra artikular. Berdasarkan Aksis II, diagnosis
terbanyak adalah tidak ada distress, depresi, dan kecemasan serta low somatic
symptom severity, high intensity pain without disability dan low parafunction.
Pembahasan: Kerusakan fisik dan psikis akibat penyalahgunaan
methamphetamine memerlukan waktu untuk pemulihan, sehingga meskipun sudah
menjadi mantan penyalahguna, gangguan sendi temporomandibula Aksis I dan II
masih tinggi.
Simpulan: Berdasarkan DC/TMD, diagnosis gangguan sendi
temporomandibula Aksis I dan II pada perempuan mantan penyalahguna
methamphetamine tinggi dan meningkat seiring dengan semakin lamanya riwayat
penyalahgunaan.
Kata kunci: Narapidana Perempuan, Lapas, Methamphetamine, Gangguan Sendi
Temporomandibula, DC/TMD -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.