KAJIAN IMPLIKASI TATA GUNA LAHAN DAERAH TANGKAPAN AIR (DTA) WADUK JATIGEDE TERHADAP UMUR LAYANAN (LIFE TIME) WADUK
Pengelolaan Daerah Tangkapim An (DTA) waduk Jatigede sangat penting dilakukan, mengingat di bagian hihr DTA terdapat waduk serbaguna Jatigede dengan ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 01001150100071 630 Dev k/R.15.21 Perpustakaan Pusat (REF.15.21) Tersedia -
Perpustakaan Perpustakaan PusatJudul Seri -No. Panggil 630 Dev k/R.15.21Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung., 2015 Deskripsi Fisik xix,;229 hlm,;29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 630 Dev kTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab DEVIANTI -
Pengelolaan Daerah Tangkapim An (DTA) waduk Jatigede sangat penting dilakukan, mengingat di bagian hihr DTA terdapat waduk serbaguna Jatigede dengan umur layanan benlasarkan desain areal 50 tabu'. Umur layanan waduk ditentukan oleh sedimentasi yang berasal dart jumlah erosi sebagai implikasi pengebalaan tata guna UM DTA. Sedimentasi waduk dianalisis menggunakan model sediment routing. yang merupakan penjabaran erosi MUSLE dan morfologi sunpi yang dicirikan oleh koefisien routing. Tujuan penelitian adalah mengkaji implikasi pengelolaan tata guna lahan DTA waduk Jatigede terhadap UMW layanan (iifif time) waduk. Penelitian ini menggunakan men-Ale survei untuk mengetahui biaya produktivitas tanaman semusint, dilakukan melalui wawaneara dengan anggota sistem Agmfbtespy_ Metode deskriptif mita mengidenrifikasi perubahan pengelolaan tata gttna lahan DTA waduk Jatigede anima (1994-2009) dengan menggurakaa sistem in forntasi geografis (SIG), dan metode eksperimental dengan pembuatan plot crosi pada lahan sistern Agroforestry. Hasil penelitian menunjukkan perubahan pengelolaan tata guna lahan DTA waduk Jatigede anima (1994-2009) terjadinya penunman luau kawasan lindung sebesar 5.594,86 ha (6,95%), dengan penunman Inns pertahunnya sebesar 373 ha (0,46%) berimplikasi pada jumlah crosi setiap tahun sebesar 18334.667.93 ton, dengan rata-rata setiap tahun sebesar 12_22111,19 ton. Pengelolaan tata guna lahan talum 2009 mcnunjukkan persentase kawasan lindung sebesar 13,97%, dengan persentase hntan primer hanya 0,11%, berimplikasi terhadap jumlah erosi 44.993.316,15 ton, volume sedimen 26_766.564,39 103 dart umur layanan waduk Serbaguna Jatigede 13 tahun. Penerapan sistem Ag,r(Oresr7 seluas 17252,35 ha dengan pola tanam tanaman semusim turnpangsari kunyit + japing = kacang merah + cabe rawit lokal (CP 0,04), menurunIcan jurnlab erosi 22.440,066,24 ton, sedimen [1_944114,16 m-, dengan tm'.ur layanan waduk Serbaguna Jatigede 30 tahun. Sistem Agrofinesiry pola tanam tanaman set:mishit tumpangyari kunyit +- japing ± kacang merali (('P 0,17), berimplikasi pada jumlab erosi 27390.779,63 ton, sedimen 11919A84,57 in), dart umur layanan waduk Serbaguna Jatigede 21 (alum_ Sistem Agmforestry pola tanam tanaman sernusim monokultur = cabe rawit lokal (CP 0,35), berimplikasi pada *initial] erosi 40_592_682,02 ton, sedimen 25A86339,81 mj serta umur layanan waduk Serbaguna Jatigede 14 tahun_ Pellge10123.111 tata guna lahan penerapan konservasi vegetatif dan me kami sehas 45_901,16 ha, berimplikasi pada jurnlab erosi 27_647_741,09 ton, sedimen 15_694381,72 m3 dan umur layanan waduk Serbaguna Jatigede 23 tahun. Paola tartan tanaman sernu_sim monokultur (cabe rawit lokal), memptmyai keuntunga lebdt besar dibandingkan dengan turnpattiri (kunyit jagung kacang merah -t eabe rawit lokal), tumpangsari (kunyit -1-jagung + 'twang merah), dengan indikator NPV sebes.ar : Rp 39.110.257, RP 31.017.446, Rp 20331368, dan IRR = 0,15, 0,22., 0,17, B/C ratio 1,50, 1,43, 1,28 serta tidak layak diusahakan pada suku bun p 15%., 22%. clan 17%. -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.