Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

T127- Analisis Farmakoekonomi Terapi Psikotropika Pada Pasien Remaja Dengan Retardasi Mental di RS Jiwa Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2017 (Ice Laila Nur; Auliya A. Suwantika, Ph.D; Neily Zakiyah, Ph.D)


Psikotropika merupakan obat-obatan yang paling banyak digunakan pada pasien remaja dengan retardasi mental di RS Jiwa Provinsi Jawa Barat, namun ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    FFUP20180240T127Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    T127
    Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    T127
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Psikotropika merupakan obat-obatan yang paling banyak digunakan pada pasien remaja dengan retardasi mental di RS Jiwa Provinsi Jawa Barat, namun belum pernah dilakukan analisis dari aspek farmakoekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profilpenggunaan obat-obatan psikotropika dari aspek biaya, cost-effectiveness terapi psikotropika dan parameter yang paling mempengaruhi cost-effectiveness pada populasi pasien remaja dengan retardasi mental di rumah sakit tersebut tahun 2015, 2016 dan 2017. Penelitian retrospektif dan prospektif secara deskriptif observasional dilakukan terhadap data rekam medis dan data keuangan pasien. Sistem anatomical therapeutic chemical classification and defined daily dose (ATC/DDD) digunakan untuk memperoleh profil penggunaan obat-obatan psikotropika pada setiap tahun yang dianalisa. Studi farmakoekonomi berdasar healthcare perspective terhadap direct medical costdilakukan dengan menggunakan cost-minimization analysis (CMA) dan cost-effectiveness analysis (CEA). CMA digunakan untuk mengetahui profil penggunaan obat dari aspek biaya, meliputi perhitungan defined daily dose (DDD), DDD/100 bed-days, Drug Utilization 90% (DU 90%), cost ofDU 90% dan cost/DDD DU 90%, sedangkan pada CEA dilakukan perhitungan average cost-effectiveness ratio (ACER), incremental cost effectiveness ratio (ICER) dan sensitivity analysis. Nilai biaya pada tahun 2015 dan 2016 disesuaikan menjadi nilai biaya pada tahun 2017 dengan memperhitungkan tingkat inflasi mengacu padaBank Indonesia dan The World Bank berdasar index harga konsumen, sedangkan efektivitas dihitung berdasar peningkatan satu unit outcome nilai Global Assessment of Functioning (GAF). Pada penelitian ini, secara keseluruhan diperoleh data penggunaan 33 jenis psikotropika (19 jenis pada tahun 2015, 22 jenis pada tahun 2016 dan 29 jenis pada tahun 2017), semuanya sudah memiliki kode pada sistem ATC dan memiliki nilai DDD. Cost of DU 90% tahun 2015-2017 secara berurutan yaitu 55,11%, 68,73% dan 93,81%, sedangkan cost/DDD DU 90% secara berurutan yaitu Rp 6.258, Rp. 7.447 dan Rp.8.803. Terapi psikotropika tahun 2015 adalah yang paling cost-effective karena memiliki nilai ACER paling rendah yaitu Rp248.596 untuk setiap satu unit nilai GAF dibanding tahun 2016 (Rp1.013.728) dan 2017 (Rp1.316.044). Perhitungan ICER dilakukan terhadap terapi psikotropika tahun 2015 dan 2016, karena tahun 2016 memiliki nilai biaya yang lebih rendah dan efektivitas yang lebih rendah dibanding tahun 2015. Berdasar perhitungan ICER diketahui bahwa diperlukan tambahan biaya Rp. 14.671 untuk setiap peningkatan satu unit nilai GAF. Berdasar perhitungan univariate sensitivity analysis diketahui bahwa biaya akomodasi rawat inap merupakan parameter yang paling mempengaruhi cost-effectiveness pada masing-masing tahun.
    Kata Kunci: psikotropika, retardasi mental, remaja, analisis farmakoekonomi, GAF
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi