Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

T131- Hubungan Indikator WHO Dalam Pelayanan Kefarmasian Terhadap Kepuasan Pasien BPJS di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. M. Salamun Bandung (Maida Safitri; Rizky Abdullah, Ph.D; Dra. Emma Surachman, M.Si)


Paradigma pelayanan kefarmasian di Indonesia sudah berubah dari drug oriented menjadi patient oriented dengan pendekatan Pharmaceutical care. dengan ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    FFUP20180249T131Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    T131
    Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    T131
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Paradigma pelayanan kefarmasian di Indonesia sudah berubah dari drug oriented menjadi patient oriented dengan pendekatan Pharmaceutical care. dengan adanya peningkatan jumlah pasien BPJS di rumah Sakit dr. M. Salamun setiap tahunnya maka harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan kefarmasian. untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian World Health Organization (WHO) menetapkan lima indikator yang digunakan dalam pelayanan kefarmasian. tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan indikator WHO dalam pelayanan kefarmasian terhadap kepuasan pasien BPJS di Instalasi Farmasi Rawat Jalan di Rumah Sakit dr. M. Salamun. Kepuasan pasien didapat dengan memberikan kuesioner kepada 399 responden yang masuk kriteria inklusi. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode campuran (sequential exploratory). Tahap pertama data kuantitatif, rancangan penelitian kuantitatif adalah potong lintang. Analisis bivariabel menggunakan uji statistik Chi Quadrat diikuti dengan analisis multivariabel dengan uji statistik regresi logistik dengan taraf signifikan p < 0,05. Tahap kedua data kualitatif dianalisis untuk membangun peta konsep. Hasil perhitungan kepuasan pasien didapatkan sebesar 62,16%. Hasil pengukuran lima indikator WHO dalam pelayanan kefarmasian yaitu rata-rata waktu pelayanan informasi obat 26,73 detik, rata-rata waktu tunggu pasien 1 jam 42 menit untuk resep racikan, 1 jam 30,21 menit untuk resep non racikan, persentase obat yang dilayani sebesar 94 %, persentase obat yang diberi etiket secara benar 98,16% dan persenatse pasien yang dapat mengulang informasi obat dengan benar sebesar 87,97%. Dari hasil analisis bivariabel menunjukkan indikator WHO dalam pelayanan kefarmasian berpengaruh terhadap kepuasan pasien BPJS di Instalasi Farmasi Rawat Jalan. Hasil analisis multivariabel menunjukkan bahwa indikator WHO dalam pelayanan kefarmasian mempengaruhi sebesar 52,3% terhadap kepuasan pasien BPJS di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. M. Salmun.
    Kata Kunci : Indikator WHO dalam pelayanan kefarmasian, kepuasan pasien
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi