Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

T193- Evaluasi Penggunaan Seftriakson Dalam Implementasi Program Penatalayanan Antimikroba di Rawat Inap Bedah dan Obstetriginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (Sri Rahayu Evrilia; Prof. Dr. Ahmad Muhtadi, MS; Melisa I. Barliana, Dr. Med.Sc; Rina Winarni, M.Farm)


Penggunaan antibiotik seftriakson dalam pembedahan membutuhkan perhatian terkait kejadian infeksi nosokomial di bangsal bedah cukup tinggi sehingga ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    FFUP20190357T193Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    T193
    Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    T193
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Penggunaan antibiotik seftriakson dalam pembedahan membutuhkan perhatian terkait kejadian infeksi nosokomial di bangsal bedah cukup tinggi sehingga menjadi penyebab bagi para dokter bedah cenderung memilih memberikan antibiotik untuk mewaspadai infeksi walaupun tidak terdapat indikasi yang jelas. Program penatalayanan antimikroba bertujuan untuk mencegah munculnya resistensi antimikroba serta mengurangi kejadian efek samping obat dengan mengoptimalkan pemilihan rejimen antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai DDD, biaya pengobatan dan kualitas antibiotik sebelum dan sesudah program penatalayanan antimikroba pada pasien rawat inap bedah dan obstetri-ginekologi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan data retrospektif pada pasien rawat inap bedah dan obstetri-ginekologi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sejak bulan April 2015-April 2017. Didapatkan 280 subjek penelitian yang terdiri dari 140 subjek sebelum program penatalayanan antimikroba dan 140 subjek sesudah program. Nilai DDD/100bed-days antibiotik seftriakson sesudah program penatalayanan antimikroba lebih rendah dibandingkan sebelum program penatalayanan antimikroba (berturut-turut 38,59 dan 43,98 DDD/100bed-days, p= 0.001). Nilai biaya pengobatansesudah program Rp 3.490.600 lebih rendah dibandingkan sebelum program Rp 3.651.400, p= 0,001. Kualitas penggunaan antibiotik setelah program terbanyak adalah durasi penggunaan antibiotik menjadi lebih singkat (Kategori III b). Penggunaan antibiotik seftriakson menurun pada pasien bedah dan obstetri-ginekologi setelah program penatalaksanaan antimikroba, terjadi penghematan biaya penggunaan antibiotik setiap harinya setelah program dan terjadi pengurangan durasi penggunaan antibiotik menjadi lebih singkat sesuai dengan tujuan intervensi program penatalayanan antimikroba.
    Kata kunci : Program Penatalayanan antimikroba, Seftriakson, DDD, Bedah, Obstetri-ginekologi
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi