Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

4220- Analisis Kandungan Senyawa Withanolid A Pada Ekstrak Herba Ciplukan (Physalis angulata L.) Yang Berasal dari Bandung, Subang, Garut, dan Yogyakarta Dengan Metode KLT Densitometri (Annisa Atusholihah; Dr. Ade Zuhrotun, M.Si; Intan Timur Maisyarah, M.Si., Ph.D)


Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh diberbagai tempat seperti di pekarangan rumah, sepanjang jalan, ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    FFUP202101034220Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    4220
    Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    4220
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh diberbagai tempat seperti di pekarangan rumah, sepanjang jalan, tanah kosong dan juga ladang pertanian. Tanaman ini seringkali dianggap sebagai gulma yang mengganggu lahan pertanian warga. Secara empiris tanaman ciplukan banyak digunakan untuk mengurangi gejala dari berbagai penyakit seperti rematik, penyakit kuning, cacingan, diabetes melitus, sakit perut, radang pernafasan, epilepsi, dan juga gusi berdarah. Kajian fitokimia terhadap tanaman ciplukan menunjukkan adanya berbagai metabolit sekunder seperti flavonoid, karotenoid, alkaloid, withasteroid dan juga fisalin, dimana withanolid merupakan komponen bioaktif utama yang mendukung penggunaan tanaman ciplukan sebagai obat tradisional. Withanolid berperan sebagai agen antioksidan, antikanker, imunosupresif, dan juga antikonvulsif. Salah satu senyawa dari golongan withanolid adalah withanolid A yang juga mempunyai manfaat dalam gangguan neurologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis senyawa withanolid A dari ekstrak etanol 70% dan 50% dari tumbuhan ciplukan yang berasal dari Bandung, Subang, Garut dan Yogyakarta menggunakan KLT Densitometri. Dari penelitian ini diketahui kadar withanolid A pada ekstrak herba ciplukan etanol 70% yang berasal dari Bandung, Subang, Garut dan Yogyakarta berturut-turut yaitu 2,747%; 2,937%; 3,564%; 3,182% dan untuk ekstrak etanol 50% yang berasal dari Bandung, Subang, Garut, dan Yogyakarta berturut-turut 2,681%; 3,037%; 1,782%; 2,807%. Dapat disimpulkan bahwa herba ciplukan yang memiliki kandungan withanolid A paling banyak di Jawa Barat dalam ekstrak etanol 70% berasal dari Bandung tepatnya di daerah Cisarua.

    Kata Kunci: Ciplukan, Withanolid, Withanolid A, Kadar, KLT Densitometri, Bandung, Subang, Garut, Yogyakarta.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi