Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

T241- Pengembangan Cathelicidin Dalam Pembawa Liposom Dengan Metode Hidrasi Lapis Tipis (Mayang Kusuma Dewi; Dr. rer. nat. Anis Yohana C., M.Si; Dr. Sriwidodo, M.Si; Prof. Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc)


Peptida antimikroba (PAM) dalam beberapa tahun terakhir mendapat perhatian lebih karena potensi terapeutiknya yang sangat luas. Cathelicidin ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    FFUP20220022T241Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    T241
    Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    T241
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Peptida antimikroba (PAM) dalam beberapa tahun terakhir mendapat perhatian lebih karena potensi terapeutiknya yang sangat luas. Cathelicidin merupakan salah satu kelompok dari PAM. Walaupun menarik untuk aplikasi klinis, cathelicidin memiliki keterbatasan dalam hal stabilitas dan aktivitasnya secara in vivo. Keterbatasan ini dapat diatasi dengan melakukan enkapsulasi cathelicidin dengan pembawa lipid seperti liposom. Liposom merupakan pembawa vesikular generasi pertama yang bersifat non-toksik, biodegradabel biokompatibel, dan stabil dalam larutan koloid sistem penghantaran obat. Pada penelitian ini, liposom dibuat dengan menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan formula optimum liposom, mempelajari pengaruh waktu hidrasi terhadap efisiensi penjerapan serta untuk mendapatkan data stabilitas sistem liposom yang dibuat. Karakterisasi terhadap liposom yang dihasilkan meliputi pengamatan organoleptis, PSA (Particle Size Analyzer) dan potensial zeta, efisiensi enkapsulasi, pengamatan dengan TEM (Transmission Electron Microscopy), FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy), dan pengujian stabilitas dengan metode freeze-thaw. Pengujian organoleptis liposom memperlihatkan dispersi berwarna putih susu, tidak berbau, dan tidak mengendap. Optimasi formula liposom didapat dengan memvariasikan soya : kolesterol 10:0 (F1), 9:1 (F2), 8:2 (F3), dan 7:3 (F4) serta variasi waktu sonikasi (10 dan 30 menit). Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa waktu sonikasi paling optimum adalah 30 menit. F2 dan F3 dipilih sebagai formula paling optimum dengan ukuran partikel sebesar 190,3 ± 6,8 nm dan 212,9 ± 4,4 nm; indeks polidispersitas sebesar 0,192 ± 0,023 dan 0,137 ± 0,022; serta potensial zeta sebesar -38,8 ± 0,6 mV dan -34,8 ± 2,0 mV. Terhadap formula optimum dilakukan loading cathelicidin dengan variasi waktu hidrasi 100 dan 120 menit. Waktu hidrasi yang lebih lama (120 menit) menghasilkan nilai efisiensi penjerapan yang lebih besar, baik untuk formula F2 ataupun F3. Karakterisasi dengan TEM memperlihatkan bahwa liposom berbentuk spheris (bulat). Hasil karakterisasi FTIR tidak menunjukkan adanya interaksi antara posfolipid pembentuk liposom dengan zat aktif cathelicidin. Data hasil uji stabilitas menunjukkan stabilitas yang baik untuk F2 dan F3 dengan waktu hidrasi 120 menit, ditunjukkan dengan p value > 0,05 yang menandakan tidak terjadi perubahan yang signifikan dari potensial zeta selama 3 siklus freeze thaw.

    Kata kunci: Cathelicidin, liposom, hidrasi lapis tipis
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi